Pada tahun 2011, Tontowi/Liliyana dikalahkan Zhang Nan/Zhao Yunlei (Tiongkok) di partai final. Tahun berikutnya, pasangan Juara Dunia 2013 ini juga terhenti di partai puncak oleh pasangan gaek asal Thailand, Sudket Prapakamol/Saralee Thoungthongkam.
Sedangkan tahun 2013, ganda campuran yang berhasil mencetak hattrick di All England 2012, 2013 dan 2014 ini dikalahkan oleh Joachim Fischer Nielsen/Christinna Pedersen (Denmark) di semifinal.
“Jujur saja, kami masih merasa penasaran. Hattrick di All England saja kami bisa, masa sih di kandang sendiri tidak bisa? Mungkin sebagai tuan rumah, kami maunya menampilkan yang terbaik, tetapi malah jadi beban” ujar Liliyana pada konferensi pers BIOSSP di Hotel Kempinski, Senin (2/6).
“Walaupun penasaran, kami tak mau terlalu berlebihan. Kalau sudah maksimal dan belum juara juga, mungkin memang belum saatnya. Makanya sekarang kami harus bisa tampil maksimal dulu” sambungnya.
Demi membayar rasa penasaran mereka, Tontowi/Liliyana mengaku lebih mempersiapkan diri jelang turnamen berhadiah total 750 ribu dollar AS tersebut. Tak cuma berlatih teknik dan fisik, Tontowi/Liliyana juga bakal lebih fokus menjaga konsentrasi jelang pertandingan.
“Sebetulnya ada atau tidak ada pertandingan, kami selalu bersiap dengan latihan teknik dan fisik, tapi kalau jelang pertandingan besar, kami lebih menjaga fokus. Kekalahan-kekalahan sebelumnya kami jadikan pelajaran, kami tidak mau memikirkan hal lain diluar pertandingan yang dapat mengganggu konsentrasi” ungkap Liliyana.
“Tentunya kami tergetnya mau juara, tapi kami tak mau terlalu menggebu-gebu. Persiapan kami sudah matang, tinggal memaksimalkan penampilan di lapangan. Kami juga tak mau menganggap enteng lawan, siapapun yang kami hadapi, kami harus siap dan waspada” Tontowi menambahkan.
BIOSSP 2014 akan digelar di stadion Istora Senayan, Jakarta, pada 17-22 Juni 2014. Selain Tontowi/Liliyana pasangan ganda putra rangking satu dunia Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga akan berlaga di turnamen ini.