Di atas kertas, Aaron/Soh tercatat baru sekali mencuri kemenangan atas Hendra/Ahsan dalam total tujuh pertemuan. Saat itu mereka menang di kejuaraan Fuzhou China Open 2019 BWF World Tour Super 750 dengan skor 21-13 dan 22-20. “Tentunya dari statistik, pasangan Indonesia (Hendra/Ahsan) lebih dijagokan. Tapi poinnya di sini adalah bahwa kami pernah mengalahkan mereka satu kali,” kata Soh Wooi Yik dilansir Bolalob.com dari Media Malaysia, The Star.
Aaron/Soh berambisi tampil maksimal dan bertekad meraih medali emas Olimpiade untuk pertama kalinya buat Malaysia. Mereka punya keinginan untuk melampaui hasil yang pernah dicapai seniornya, Goh V Shem/Tan Wee Kiong yang berhasil mendulang medali perak di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu.
Kepercayaan diri Aaron/Soh juga meningkat ketika mereka dilatih Flandy Limpele, mantan pemain ganda putra Indonesia yang pernah meraih medali perunggu di ajang Olimpiade Athena 2004 silam bersama Eng Hian. “Pelatih kami Flandy akan mendampingi kami dan memberikan petunjuk dalam menghadapi Hendra/Ahsan dan pasangan lain. Kami punya banyak dukungan,” ujarnya.
“Yang paling penting adalah bisa bermain di pola kami dan main dengan percaya diri. Semua tergantung dari kami. Sekarang daripada tegang, kami lebih semangat dan mencoba untuk tampil baik di Olimpiade,” sambung dia menambahkan.
Sementara itu, Aaron/Soh punya catatan imbang dengan Choi/Seo. Rekor pertemuan mereka sama kuat 2-2. Bahkan dalam dua pertemuan terakhir selalu dimenangkan Chia/Soh lewat permainan straight game. “Peluang kami imbang, kami sudah bertemu lawan-lawan di sini dan hasilnya menang-kalah,” ucapnya.
“Pasangan Korea ini sangat kuat dan serangan balik mereka bagus, pertahanan solid, pukulan-pukulan mereka konsisten dan kami tahu tidak akan mudah menghadapi mereka,” lanjutnya.