Ihsan kalah dari Jonatan saat berebut tiket menuju ke babak utama. Sedangkan Anthony, kalah di babak pertama kualifikasi dengan Sameer Verma, India.
“Untuk Jonatan cukup oke. Sementara Ihsan belum bisa diukur karena dia ketemu temen sendiri yang sudah sama-sama sering latihan di Pelatnas. Tapi untuk Anthony, saya lihat dia belum matang. Perlu ditingkatkan segalanya, dari fisik dan mental. Karena ini kejuaraan yang sangat penting, pemain kita terlihat belum matang di lapangan,” jelas Hendri Saputra, pelatih tunggal putra.
Ini merupakan pertandingan pertama Ihsan, Jonatan dan Anthony, di All England. Sebagai turnamen bulutangkis bergengsi dan tertua di dunia, tentulah tak mudah bagi mereka untuk menaklukkan situasi. Selain berhadapan dengan musuh secara teknik, mereka juga harus memiliki mental yang bagus untuk bisa maksimal.
“Kalau saya lihat untuk All England sekarang, ini pengalaman pertandingan yang menonjol buat mereka. Karena, pertama, ini nggak sama dengan kejuaraan lain euforianya. Kedua, dari segi bola juga nggak sama dengan pertandingan sebelumnya, bola lebih lambat. Jadi kualitas pukulannya nggak bisa membuat orang sukar di lapangan. Perlu tenaga ekstra. Ketiga, dari segi cuaca juga mempengaruhi pergerakan pemain. Footworknya berpengaruh di lapangan. Dan yang paling penting adalah mental,” ungkap Hendri lagi.
Mengakhiri langkahnya di Barclaycard Arena, Birmingham, tiga tunggal putra ini kemudian akan pulang ke Pelatnas Cipayung, untuk melakukan persiapan turnamen lain. Setelah ini, mereka bertiga akan bertanding di New Zealand Open 2016 di Auckland, 22-27 Maret mendatang.