Chou Tien Chen, unggulan kelima dari Taiwan, harus angkat koper lebih awal setelah dikalahkan wakil India, Lakshya Sen, melalui straight games 18-21, 19-21.
"Korban" lain pada hari kedua yang masih mempertandingkan babak pertama di Utilita Arena Birmingham, Inggris, adalah ganda putra dari Malaysia, Aaron Chia/Soh Wooi Yik. Unggulan kedua itu dikalahkan wakil Indonesia Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin lewat pertarungan tiga gim 21-18, 14-21, 21-13.
Ganda campuran unggulan kedelapan asal Jerman, Mark Lamsfuss/Isabel Lohau, tersingkir pada babak pertama, setelah mengalami kekalahan dua gim 17-21, 18-21 dari pasangan Indonesia, Zachariah Josiahno Sumanti/Hediana Julimarbela.
Seperti dilaporkan Kompas, Rabu (15/3), yang mengutip pernyataan komentator turnamen dari Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) Sten Pederseen, tampil pada babak awal All England bukan hal yang mudah. Kondisi psikologis pemain akan terpengaruh dengan citra turnamen yang prestisius.
"Mereka tampil di stadion besar berkapasitas 15.800 penonton. Lampu di stadion hanya diarahkan ke lapangan sehingga pemain yang bertanding benar-benar menjadi sorotan," tulis media harian tersebut.
Pendapat Pederseen itu seolah seturut dengan penampilan Jonatan Christie alias Jojo. Semburat kecewa membias di wajah Jojo seusai langkahnya terhenti di babak pertama turnamen tertua di dunia tersebut. Tunggal putra Indonesia itu kalah 6-21, 11-21 dari China, Weng Hong Yang. "Tetap Puji Tuhan walau hasilnya tidak sesuai yang diharapkan," tanggapnya, dalam siaran pers Humas PP PBSI, Kamis dini hari WIB (16/3).
"Pastinya kecewa banget, karena bukan masalah menang kalahnya tapi secara permainan jauh sekali dari yang dipersiapkan. Tidak tahu mau bilang apa cuma memang atmosfer All England itu membuat saya ingin menampilkan yang terbaik tapi malah lawan yang bisa bermain lebih lepas tetapi saya kurang lepas jadi mainnya takut-takut dan ragu," demikian Jojo.