Pencapaian skuad ganda putra "Merah Putih" pada turnamen bulu tangkis paling tua di dunia ini, juga tercatat sebagai back-to-back "all-Indonesian final". Setahun lalu, ganda putra pelapis Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri berhasi menjuarai All England berkat kemenangan atas "The Daddies".
"Puji Tuhan kami bisa menciptakan 'all-Indonesian final'. Rasanya plong dan lega banget. Kemarin saya sempat teriak kencang untuk melepaskan ketegangan. Terima kasih untuk semua tim support, masyakarat Indonesia yang ada di Birmingham," jelas Aryono, melalui siaran pers Humas PP PBSI.
"Pastinya lega, yang diharapkan bisa berhasil, gembira rasanya. Happy lah," tanggap Herry.
Lebih lanjut Herry mengungkapkan, All England 2023 adalah fokus utama bagi skuad ganda putra pelatnas PP PBSI. Turnamen level Super 500 German Open pun dilewatkan oleh Fajar/Rian dan kawan-kawan, demi meraih hasil terbaik di Birmingham, Inggris. "Satu minggu terakhir, kami berlatih dengan shuttlecock yang digunakan khusus pertandingan agar anak-anak terbiasa," ujarnya.
"Bersyukur bisa berhasil kembali mengulang pencapaian tahun lalu," Herry, menambahkan.
Aryono menambahkan, pada sesi latihan di Cipayung, Jakarta, tim pelatih selalu menanamkan rasa tak mau kalah kepada para pemain. Alhasil, masing-masing pasangan cukup kompetitif dalam latihan hingga terbawa hingga ke pertandingan. "Di pertandingan juga fighting spirit-nya bagus sekali. Saya selalu katakan ini adalah pekerjaan mereka, profesi mereka. Jadi curahkan semua pikiran dan kemampuan saat itu," jelas peraih keping perunggu pada World Championship 1993 bersama Eliza Nathanael tersebut.
Pada sisi lain, kekompakan antara Herry selaku pelatih kepala dan Aryono asisten pelatih, tentunya juga sangat diperlukan. Berkat tangan dingin kedua pelatih ini, Indonesia kembali berhasil meloloskan dua wakilnya ke final guna memastikan titel kampiun All England pada nomor ganda putra. "Saya sama Aryono sudah cukup lama bersama, dari tahun 2001 kalau tidak salah. Sempat pisah sebentar terus balik lagi. Kerjanya sudah kompak, sudah saling percaya. Karakternya juga saya klop, saya senang dengan dia. Aryono bisa mengisi kekurangan saya dan begitu," ungkap pelatih kelahiran Pangkalpinang ini.
"Herry sebagai head coach, saya sebagai asisten, secara pekerjaan sudah mengerti masing-masing. Kami banyak diskusi dan menganalisa permainan dan nyambung. Kami juga sudah berteman lama, jadi sudah klik saja begitu," demikian Aryono.