"Pertama kali masuk lapangan rasanya luar biasa, gede banget hall-nya. Tapi secara permainan masih kurang enak karena kami merasa adaptasi dengan shuttlecock-nya belum maksimal," ungkap Lisa.
"Kami masih bermain terlalu terburu-buru padahal kalau kami bisa sabar sedikit mereka juga salah-salah sendiri akhirnya. Untuk selanjutnya kami mau lebih tenang lagi biar semua permainan kami bisa keluar," Rehan, menambahkan.
Humas PP PBSI menyebutkan, di gim pertama, Rehan/Lisa sempat lengah. Usai unggul 20-14, mereka kehilangan lima poin beruntun. Untungnya, ketenangan membuat mereka mampu meraih satu poin pada situasi krusial itu, dan menang 21-19. Kemenangan di gim pertama membuat pasangan nomor 15 dunia itu semakin nyaman bermain di gim kedua.
"Kami selalu mengingatkan untuk bermain sabar dan tenang, mencari poin dan serangan terus terutama di gim pertama setelah game point saat mereka bisa mengejar sampai 20-19. Saya bilang kita masih unggul, tinggal satu poin lagi kok masa harus setting," jelas Rehan.
"Di gim kedua kami coba untuk mengantisipasi dari servis, bola kedua dan ketiganya dipegang terus. Bermain menekan karena kalau terlalu banyak defense, kami juga tidak enak," demikian Lisa.