Sang Juara bertahan ganda campuran itu justru secara tak terduga harus angkat koper lebih awal usai di babak pertama kemarin, Rabu (8/3) langkah mereka dibendung oleh pasangan Jepang, Yuta Watanabe/Arisa Higashino, Jordan/Debby harus mengakui kekalahannya atas pasangan Jepang itu dengan 17-21, 21-19 dan 12-21.
Melihat peluang di atas kertas, Jordan/Debby yang duduk di peringkat lima dunia masih lebih diunggulkan dari lawan, yang menghuni peringkat dua puluh dunia. Namun faktor terlambat in di awal game pertama, dikatakan Jordan/Debby menjadi penyebab kekalahannya kali ini.
“Kami terlambat start di game pertama tadi, jadinya nggak enak terus di lapangan. Padahal itu bagian yang penting. Kalau kami bisa main lebih baik dari awal, lawan pasti tidak akan berkembang. Hari ini kami tampil underperform,” kata Jordan.
“Kami mainnya kalah agresif dan mengontrol pukulan. Karena kalah agresif, kami jadi kebawa pola permainan lawan,” ujar Debby.
Hasil ini tentunya tidak sesuai harapan pasangan besutan klub PB Djarum tersebut. Sebab persiapan yang cukup matang sudah dijalani Jordan/Debby sejak awal tahun 2017 ini.
“All England jadi salah satu target kami tahun ini. Persiapannya juga kurang lebih sudah dua bulan. Tapi ternyata kami memang belum bisa tampil maksimal,” jelas Jordan.
“Setelah ini kami akan tampil di Swiss Open. Kami harus bisa main lebih baik, karena di sini kami kehilangan banyak poin,” kata Debby menambahkan.
Selain Jordan/Debby, dua juara bertahan lainnya juga sudah gugur di babak pertama. Tunggal putri Nozomi Okuhara asal Jepang, dikalahkan pemain India, Saina Nehwal. Sedangkan juara ganda putra All England tahun lalu, Vladimir Ivanov/Ivan Sozonov dari Rusia, menyerah dua game langsung dari pasangan Denmark, Mads Conrad Petersen/Mads Pieler Kolding.