Andai tidak lengah, sebetulnya game pertama bisa diamankan Tontowi/Winny ketika sudah lebih dulu unggul 20-17. Namun Watanabe/Higashino terus tampil menekan dan tidak membiarkan Tontowi/Winny untuk menyelesaikan pertandingan di game pertama.
“Ini pelajaran buat kita, kita gampang buang poin. Dalam perjalanan kita sampai ke All England, sudah unggul tiga-empat poin, kekejarnya gampang. Winny sekarang melawan pemain berpengalaman, itu nggak gampang. Kalau di tengah game nggak apa-apa, tapi kalau sudah di akhir game nggak boleh buang poin, ini kebiasaan,” jelas Tontowi Ahmad mengenai pertandingan.
Bagi Tontowi/Winny, ajang All England 2019 BWF World Tour Super 1000 ini menjadi turnamen ketiga bagi mereka setelah Spain Masters 2019 BWF World Tour Super 300 dan German Open 2019 BWF World Tour Super 300. “Secara keseluruhan mainnya sudah benar, tapi lawan memang lebih berpengalaman, kita masih baru, mereka lebih kompak. Lawan menerapkan permainan cepat,” katanya.
Selain itu, saat Tontowi juga menjawab pertanyaan sejumlah awak media mengenai tenaganya yang tampak terkuras akibat cover lapangan yang ia lakukan. “Ya memang terkuras, tapi namanya main ganda campuran memang begitu. Pemain putri di depan, pemain putranya cover belakang,” tutupnya.
Sementara itu, meski harus menelan kekalahan dan tersingkir dari pentas All England 2019 BWF World Tour Super 1000, Winny Oktavina Kandow mengaku bila penampilannya kali ini lebih baik dari sebelumnya. “Kalau saya merasa hari ini bermain lebih baik dari pertandingan-pertandingan sebelumnya,” kata Winny.
Dengan gugurnya Tontowi/Winny, sektor ganda campuran Indonesia tinggal menyisakan Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti di babak delapan besar All England 2019 BWF World Tour Super 1000. Praveen/Melati baru akan melakoni laga perempat finalnya melawan wakil Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai malam nanti.