“Bisa dibilang kita tadi kecolongan di game kedua. Sudah unggul jauh, akhirnya sempat kekejar. Itu yang membuat kita kehilangan game kedua. Untungnya di game ketiga kita bisa menguasai permainan dari awal lagi. Bisa dilihat sendiri dari hasil poin yang cukup jauh,” kata Praveen Jordan seperti dikutip dari Badmintonindonesia.org.
“Ada beberapa poin kita terbawa permainan mereka. Permainan Eropa kan taktik banget, dengan segala cara, seperti memperlambat tempo pun akan mereka lakukan. Dan mereka berhasil di game kedua. Kita akhirnya nggak mau kecolongan lagi di game ketiga,” sambungnya menambahkan.
“Kita banyak komunikasi dan tetap saling mengingatkan, sudah kehilangan game kedua, game ketiga jangan terpengaruh,” tutur Melati Daeva Oktavianti.
Pada partai puncak All England 2020 BWF World Tour Super 1000, Praveen/Melati akan berhadapan dengan ganda campuran unggulan tiga asal Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai. Ini akan menjadi pertemuan keenam bagi kedua pasangan. Dalam lima pertarungan sebelumnya, Praveen/Melati tercatat sudah mengantongi tiga kemenangan beruntun yakni pada kejuaraan All England 2019 BWF World Tour Super 1000, Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750 dan French Open 2019 BWF World Tour Super 750.
“Kalau dibilang seberapa puas, kita cukup puas dengan penampilan hari ini. Cuma ada beberapa hal yang masih harus diperbaiki, buat besok terutama. Karena besok kan sudah final, dan lawan Thailand juga nggak mudah. Mereka punya kualitas, jadi kita mau mempersiapkan diri lagi,” ungkap Praveen.
“Kita sudah sering ketemu, sudah sama-sama tahu pola mainnya juga. Harus siap capek, karena mereka tenaganya kuat dan nggak gampang mati. Besok komunikasi harus lebih dijaga,” tutup Melati.
Dengan demikian, Indonesia menempatkan dua wakilnya di babak final All England 2020 BWF World Tour Super 1000. Selain Praveen/Melati ada ganda putra peringkat satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon yang akan berebut gelar juara dengan Hiroyuki Endo/Yuta Watanabe dari Jepang.