Keberhasilan yang dipetik Gregoria seakan menjadi awal kebangkitan tunggal putri Indonesia. Sektor tunggal, khususnya putri, perlahan mulai terbangun dari mati suri. Kemenangan hari ini seolah menjadi titik balik acuan tunggal putri Indonesia untuk kembali ditakutkan di level dunia.
"Nggak ada target lawan Akane. Main lepas aja tanpa beban. Senang bisa mengalahkan pemain peringkat dua dunia, dan saya hanya mencoba main maksimal," ungkap Gregoria.
Tampil bak anak ajaib, Gregoria tak segan-segan melancarkan serangan kepada pebulutangkis tunggal putri peringkat dua dunia itu. Srikandi asal Wonogiri ini berhasil memanfaatkan momentum ketika ada celah kelemahan yang ditunjukkan Yamaguchi.
Namun sayang, di game kedua, akurasi pukulan Gregoria mulai menurun. Ia mencoba membayar kekalahan di game kedua dengan bermain habis-habisan pada game penentu.
“Di awal game ketiga, saya mainnya masih belum enak. Akhirnya saya tahu dia lebih sering mengarahkan bola ke belakang, dari situ saya sudah tahu mau main seperti apa. Makanya saya main maksa di game penentuan. Memang sepertinya dia tadi agak ragu bermain di net sama saya,” jelasnya.
Sementara itu, pasangan ganda Greysia Polii/Apriyani Rahayu harus mengakui keunggulan Yuki Fukushima/Sayaka Hirota. Greysia/Apri tumbang dua game langsung, 13-21 dan 12-21. Dengan demikian, untuk sementara pasukan Negeri Sakura berhasil menyamakan kedudukan 1-1.