"Pelajaran yang didapat dari ini, setiap pertandingan pasti ada pelajaran berharga. Pelajaran dari Nozomi sendiri, saya harus lebih sabar, harus lebih tahan dan lebih agresif di lapangan. Dari fisik saya tidak mengalami masalah. Kalau dari pelatih, saya harus jagain bola kelebihan lawan dan harus lebih safe saat mengontrol bola," jelas Fitriani selepas pertandingan.
Okuhara memang masih terlalu tangguh untuk ditaklukkan Fitriani. Meski bermain rubber, Fitri harus menyerah di tangan Okuhara dengan skor 21-19, 4-21 dan 10-21.
"Di game pertama saya yakin dengan permainan saya, saya lebih enak untuk mengontrol tempo permainan, mengajak dia main rally dan lawan juga mungkin belum panas, atau belum enak situasinya buat dia, saya juga tidak tahu alasannya," ungkapnya.
Penampilan Fitri pada game kedua seolah terkunci rapat. Okuhara sukses membuat permainan Fitri tidak berkembang. "Di game kedua saya sedikit 'menang angin', saya jadi banyak melakukan kesalahan sendiri. Saya tidak yakin dengan pukulan-pukulan sendiri, dan lawan lebih menguasai permainan di sepanjang game kedua. Saya sempat bingung harus bermain seperti apa. Di game kedua dan ketiga, bola-bola dia lebih banyak nyodok ke belakang. Saya lebih kesulitan dan terus tertekan," tutupnya.