"Saya merasa di gim pertama tegang itu ada, merasa tekanan semua ada di saya. Di samping lawan yang memang sangat baik dalam mengontrol permainan. Saya jadi tidak bisa berkembang apapun," jelas Gregoria melalui keterangan pers Humas PP PBSI, Kamis (5/10).
"Ini adalah laga yang sangat penting karena laga perebutan medali. Jadi saat-saat itu adalah saat yang menentukan," tambahnya.
Tumpuan Indonesia satu-satunya yang tersisa itu kalah dari Aya Ohori asal Jepang lewat straight games 10-21, 19-21 di Binjiang Gymasium, Hangzhou, China, Kamis (5/10).
Gregoria sempat menangis saat menjelaskan perolehan poin di gim pertama. "Kuncinya di gim pertama, saya tidak seharusnya tertinggal begitu jauh di pembukaan sampai interval. Itu membuat lawan lebih percaya diri sedangkan saya harus bekerja lebih keras. Hal itu sangat mempengaruhi mental saya," tuturnya.
Namun, atlet asal klub Mutiara Cardinal Bandung ini juga mengaku tak terlalu memikirkan bahwa dirinya adalah harapan terakhir Indonesia untuk meraih medali. "Tapi (saya) lebih mikir ke target pribadi. Mungkin bagi saya semua lawan berat, tapi saya rasa saya punya kemampuan yang lebih untuk bisa melawan dia hari ini," demikian Gregoria.