Lewat pertarungan yang berlangsung selama 45 menit itu, penampilan Jonatan memang tidak sesuai dengan harapan. Ia terus tertinggal sejak game pertama dimulai. Bahkan hingga pertengahan game kedua, tunggal putra peringkat tujuh dunia ini belum berhasil mengembalikan keadaan. Bukan cuma itu, serangan-serangan Sen pun seringkali menyulitkan Jonatan.
Memasuki game kedua, Jonatan mencoba untuk bangkit dari keterpurukan. Pertarungan pun berlangsung cukup sengit hingga kedudukan imbang 9-9. Namun pukulan-pukulan Jonatan beberapa kali tidak akurat, pengembalian yang seharusnya menjadi poin, tidak dapat diselesaikan dengan baik. Jonatan juga belum bisa memanfaatkan dua kesempatan saat adu setting karena dua pengembaliannya gagal melewati net.
“Bisa sama-sama kita lihat sendiri, tadi masalah di mentalnya. Kalau Jonatan merasakan ada beban, semua juga sama, merasakan beban. Ini jadi pelajaran baru bagi Jonatan,” kata Kepala Pelatih Tunggal Putra PP PBSI Hendry Saputra.
Ketika ditanya soal kemungkinan Jonatan kurang pemanasan karena partai pertama berlangsung begitu cepat, Hendry mengatakan bahwa itu tidak boleh dijadikan alasan.
“Tidak ada alasan, seharusnya tidak boleh seperti itu. Mau di kejuaraan apa pun, apalagi ini kejuaraan penting, harus siap, saya tidak mau ada alasan seperti itu. Kalau lihat penampilannya, Jonatan dievaluasi, kelihatan kurang tenang, kelihatan beberapa kali dari servis yang gagal,” bebernya.
“Lawan bisa lihat situasi Jonatan yang lagi nggak maksimal, mainnya nggak keluar dan ada tekanan. Dia bisa ambil keuntungan dari keadaan Jonatan,” lanjutnya menambahkan.