Tidak heran Mutiara berupaya keras untuk mengalahkan pebulu tangkis Jepang kelahiran 17 Agustus 2006 itu di hadapan publik kota pelajar. "Pertandingan yang sangat luar biasa. Atmosfer pertandingan final sangat terasa dan dukungan dari suporter turut membuat saya semangat," ujar Mutiara kepada tim Humas dan Media PP PBSI.
"Pastinya merinding karena bisa menyumbangkan poin buat Indonesia dan mengalahkan juara dunia junior. Saya sangat termotivasi dengan dua hal itu," Mutiara, menambahkan.
Atlet asal klub PB Djarum ini mengaku sudah mengatahui kelemahan lawan sehingga di laga ini mampu mengatasi tunggal putri yang menduduki peringkat 116 dunia tersebut dalam tempo 46 menit. "Saya sudah pernah bertemu dengan lawan sebelumnya. Saya mempelajari gaya bermain lawan dan mencoba mengantisipasi setiap serangan yang dilancarkan," tutur juara Slovenia International 2021 tersebut.
Permainan Mutiara sejatinya makin menanjak, justru seusai mengalami kekalahan di babak fase Grup A dari tunggal putri China, Xu Wen Jing, dengan skor 12-21, 10-21. Pascakekalahan itu Mutiara mulai menemukan bentuk permainan terbaiknya hingga menjadi penentu Indonesia melaju ke partai final.
Seusai diistirahatkan di perempat final, pada babak empat besar Mutiara langsung menyumbangkan poin. Mutiara mampu mengalahkan tunggal putri Thailand, Saranporn Sombutwatthananukool, lewat rubber game 17-21, 21-7, 21-18.
Hasil tersebut membuat Indonesia mengemas kemenangan dengan skor 3-0 atas Thailand dan lolos membawa skuad "Merah Putih" melaju ke final. "Saya termotivasi untuk menampilkan permainan terbaik. Ketika ada kritik dari warganet saya ingin memberikan bukti bahwa sektor tunggal putri Indonesia di level junior bisa berbicara banyak," demikian Mutiara.
Dengan hasil ini Indonesia mampu menyamakan kedudukan menjadi 1-1 atas Jepang di final Badminton Asia Junior Championships 2023.