Presiden BAM, Tan Sri Mohamad Norza Zakaria mengatakan, walaupun anggota BAM sudah membahas proposal usulan perubahan sistem poin pertandingan tersebut, namun tidak ada keputusan yang dibuat pihaknya dalam Rapat Umum Tahunan BAM ke-76, pekan lalu itu. Tapi menurut Norza, saat ini, para pelatih dan pemain masih terus membahas sistem perhitungan poin 5x11 itu.
“Belum sampai pada level yang akan dibicarakan oleh manajemen,” kata Tan Sri Mohamad Norza Zakaria dilansir sport.detik.com dari bernama.com.
Meski belum mengambil sikap apapun, namun Norza menuturkan bahwa Datuk Kenny Goh (Sekretaris Jenderal BAM), Wong Choong Hann (Direktur Pelatih) dan Datuk Misbun Sidek (Direktur Teknis) akan memberikan pandangan mereka terkait wacana sistem perubahan sistem poin tersebut sebelum BAM memberikan suara mereka dalam Annual General Meeting (AGM) Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) ke-82 pada 22 Mei 2021 mendatang.
Sekadar informasi, usulan perubahan sistem poin dari 3x21 menjadi 5x11 ini sebetulnya sempat dimunculkan pada 2014 dan 2018 lalu. Namun pada saat itu gagal mendapat persetujuan dari sejumlah anggota BWF.
Kemudian wacana tersebut kembali muncul pada tahun ini. Proposal usulan tersebut datang dari PBSI dan Bulutangkis Maladewa yang kemudian diterima dan mendapat persetujuan dari Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer Larsen. Tapi usulan tersebut tidak lantas diterima begitu saja. Proposal usulan perubahan sistem poin itu akan dibawa dalam agenda AGM BWF, bulan depan, di Kuala Lumpur Malaysia.
Andai usulan perubahan sistem perhitungan poin 5x11 disetujui mayoritas anggota BWF, maka penerapan skor tersebut rencananya akan mulai dilakukan setelah Olimpiade dan Paralimpiade Tokyo 2020.