“Saat ini semuanya tentang hasil. Anda tidak bisa menyenangkan semua orang. Anda akan dibawa ke tugas apa pun untuk membuat perubahan dan dikritik. Tidak membuat perubahan juga pasti akan tetap dikritik,” kata James Selvaraj kepada News Straits Times dikutip dari Indosport.com.
“Apa yang bisa saya katakan adalah akan sulit menilai struktur pelatihan baru di tengah pandemi COVID-19,” lanjutnya menambahkan.
Keempat pelatih asal Indonesia tersebut menempati sektor penting dalam bulutangkis Malaysia. Hendrawan menjabat sebagai Kepala Pelatih Tunggal Putra. Sementara Indra Wijaya ditunjuk menjadi Kepala Pelatih Tunggal Putri. Sedangkan Paulus Firman berganti posisi sebagai Kepala Pelatih Ganda Campuran usai jabatan sebelumnya, yaitu Kepala Pelatih Ganda Putra diisi Flandy Limpele.
Lebih lanjut Selvaraj menuturkan jika penilaian terhadap keempat pelatih asal Indonesia itu baru bisa dilakukan ketika turnamen bulutangkis sudah kembali bergulir pada September mendatang. “Masih ada satu tahun lagi sebelum Olimpiade. Semua pelatih harus memastikan mereka mendapatkan pemain yang tepat sasaran,” tuturnya.
“Saya percaya departemen tunggal putra cukup banyak ditutupi dengan Hendrawan dan Tey Seu Bock, tetapi saya tidak begitu yakin tentang sisanya. Mudah-mudahan, struktur pelatihan baru akan mendapatkan BAM hasil yang diinginkan,” tandasnya.
Sementara itu, Hendrawan mengatakan bila keputusan BAM dalam merekrut empat pelatih asing bukanlah tanpa alasan. Peraih medali perak Olimpiade Sydney 2000 itu meyakini bila tugas yang dibebankan kepadanya mesti dijalankan dengan penuh tanggungjawab.
“Terus terang saja, kita memang tidak menyangka ya. Mungkin ini pertama kalinya empat pelatih asing sebagai kepala pelatih di Malaysia. Awalnya memang ada pro-kontra ya, tapi kita tahu apapun yang telah diputuskan BAM pasti sudah dipikirkan dengan matang. Jadi memang keputusan ini adalah murni keputusan BAM. Kita sebagai yang ditunjuk tentunya akan berusaha memberikan yang terbaik meskipun pro-kontra pasti ada,” ungkap Hendrawan.