Hal itu dilakukan untuk menjaga kondisi dan pemulihan kebugaran semua pemain. Menurut pelatih fisik Yansen Alpine, agar pemain tetap fit, pada hari kedua berada di Negeri Jiran, Selasa (8/2), dirinya memberikan instruksi kepada Chico Aura Dwi Wardoyo dan kawan-kawan, untuk melakukan latihan ringan di kamar masing-masing.
Yansen menjelaskan, karena seluruh anggota tim tengah menjalani karantina di kamar masing-masing dan tidak diperbolehkan kontak dengan yang lain, maka latihan dalam bentuk video instruksional tersebut telah dibagi di grup WhatsApp. "Kegiatan latihan di kamar masing-masing ini tujuannya untuk merelaksasi otot-otot setelah kemarin atlet menempuh perjalanan terbang dari Jakarta ke Kuala Lumpar dan mengikuti berbagai tahap administrasi protokol kesehatan," jelasnya, dalam siaran pers Humas PP PBSI, Selasa (8/2).
Dalam video instruksional tersebut, lanjutnya, berisi bentuk-bentuk latihan. Mulai dari peregangan untuk membantu memulihkan otot-otot yang lelah selama perjalanan dan memperlancar peredaran darah setelah kemarin tidak ada kegiatan fisik. "Selain itu, juga ada latihan conditioning dengan gerakan-gerakan senam dengan metode tabata untuk menjaga kondisi dan dilanjutkan dengan pendinginan," ujar Yansen.
Sementara, atlet tunggal putri Stephanie Widjaja menyatakan, kendati tidak leluasa di kamar, ia tetap mencoba semangat dengan memaksimalkan program latihan yang diberikan pelatih. Apalagi, persiapan selama di Indonesia juga sudah bagus. Jadi dirinya dituntut harus bisa menjaga kondisi agar tidak terlalu drop. "Hari ini saya dan tim masih dikarantina setelah tiba di Malaysia. Karena belum bisa keluar kamar selama lima hari ke depan, maka pelatih fisik memberikan saya program latihan," katanya.
"Saya akan berlatih secara maksimal, makan dijaga, dan istirahat cukup," Stephanie, menambahkan.
Mengenai kans akan diturunkan untuk bertanding membela "Merah Putih", Stephanie menyatakan kesiapannya. "Harus siap bila diturunkan dan saya ingin tim putri Indonesia bisa juara," demikian Stephanie.