"Kedua hasil tersebut turun dibandingkan dengan dua tahun lalu di tempat yang sama ketika Gregoria Mariska Tunjng dan kawan-kawan menjadi juara, sementara tim putra mencapai final," tulis Kompas pada Minggu (18/2).
Tim putra gagal mengikuti jejak tim putri setelah tersisih di babak delapan besar pada Jumat (16/2). Chico Aura dan kawan-kawan kalah 2-3 dari China.
Dalam laporan bertajuk "Hasil Menurun Tim Putra-Putri Indonesia" tersebut disebutkan, Indonesia memang tidak menurunkan kekuatan utama di BATC yang juga menjadi ajang kualifikasi zona Asia untuk Kejuaraan Piala Thomas dan Uber yang digelar di Chengdu, China, 27 April-5 Mei.
Namun, beberapa negara juga menurunkan skuad pelapis di BATC, seperti tim putra dan putri China. Tim putri China kalah di babak delapan besar dari Jepang, yang kemudian kalah dari India di semifinal.
Sementara, ada juga peserta lain yang menurunkan kekuatan penuh, ada pula negara yang memiliki kombinasi kekuatan skuad utama dan pelapis.
Tim putri Indonesia gagal melangkah ke partai puncak setelah Amallia Cahaya Pratiwi/Rachel Allessya Rose kalah dari Benyapa Aimsaard/Nuntakarn Aimsaard. Pasangan anyar tersebut kalah straight games 22-24, 14-21 dari Aimsaard bersaudara. "Kami sebenarnya bisa tampil baik kendati baru pertama kali dimainkan sebagai pasangan. Meski tampil sebagai pasangan baru, sebelumnya kami sudah sering berlatih bersama di pelatnas," kata Tiwi, sapaan Amallia Cahaya Pratiwi, melalui keterangan pers Humas PP PBSI.
Di gim kedua, lanjutnya, duo Thailand mampu mengantisipasi serangan yang dilancarkan dan membuat permainan sulit berkembang. "Jalannya pertandingan pada gim pertama memang bisa berjalan ketat. Sampai terjadi setting. Sayang peluang bisa menang itu gagal kami dapatkan. Cuma di gim kedua lawan sudah mengantisipasi," ujarnya.
"Indonesia pun akhirnya gagal ke final setelah kalah 1-3 lawan Thailand. Tetapi apa pun hasilnya kami sudah berusaha. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin di tengah lapangan," demikian Tiwi.