"Semua orang ingin pergi ke Olimpiade dan kami pun demikian,” tegas Nuntakarn, seperti diwartakan Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) melalui lamannya.
"Kami siap untuk bertarung, kami bertekad untuk menghadapi rekan satu tim kami," tambahnya.
"Kami ingin berusaha semaksimal mungkin untuk bisa lolos ke Olimpiade. Mempertahankan peringkat yang baik dan meningkat di setiap turnamen akan menjadi kuncinya," kata atlet berusia 21 tahun ini.
Pasangan berperingkat 13 dunia itu sedang berupaya bangkit setelah cedera lutut Benyapa pada awal tahun lalu. Mereka memenangkan tiga gelar juara dan menjadi runner-up di bawah Chen Qing Chen/Jia Yi Fan pada 2022, sekaligus menandai musim tersukses mereka bersama.
Menyusul paruh pertama 2023 yang tidak konsisten, penyembuhan lutut Benyapa bertepatan dengan peningkatan performa mereka saat mencapai semifinal Hong Kong Open pada September. Aimsaard bersaudara juga berhasil menembus tiga perempat final dari lima turnamen terakhir pada 2023.
"Saya mengalami nyeri selama sekitar satu tahun tetapi sekarang saya merasa baik-baik saja. Fokus saya adalah memperkuat otot-otot di sekitar lutut (menjelang musim baru),” kata Benyapa.
Dengan empat bulan tersisa sebelum masa kualifikasi ditutup, Nuntakarn yakin mereka telah mendekati performa terbaiknya pada 2022. Mereka pun melihat kans untuk memenangkan pertarungan melawan Jongkolphan/Rawinda. "Kekuatan kami adalah chemistry kami. Kami berharap dapat menggunakannya bagi keuntungan kami dalam upaya mencapai Paris," katanya.
Aimsaard bersaudara memulai perjuangan pada 2024 dengan menantang pasangan berperingkat tujuh dunia asal China, Zhang Shu Xian/Zheng Yu, pada putaran pertama Malaysia Open 2024.