"Saya tidak bisa memercayainya. Awal tahun saya tidak menduga ini akan bisa terjadi. Sekarang saya sangat bahagia dan sementara jadi tidak fokus untuk turnamen selanjutnya," kata Kean Yew dalam keterangan resmi BWF.
Penantian Singapura dalam meraih gelar Kejuaraan Dunia baru tercipta pada edisi ke-26 di mana Kean Yew menjadi satu-satunya wakil Singapura yang berlaga.
Gelar ini sekaligus mengukuhkan Singapura sebagai negara ketiga di Asia Tenggara yang mengantongi gelar bergengsi ini, mengikut jejak Indonesia dan Thailand.
Antara melaporkan, sebelum bertemu lawannya, pebulu tangkis peringkat 22 ini sempat kawatir karena akan menghadapi mantan peringkat satu dunia yang sudah lima kali menjajal peruntungan dalam Kejuaraan Dunia.
Benar saja. Pada pertandingan berdurasi 43 menit ini, Kean Yew hampir dikalahkan pada gim kedua, saat Kidambi mencetak poin yang mengubah posisi memimpin.
Serangan yang dilancarkan Kidambi juga sulit dihalau seperti pada awal gim kedua ketika Kean Yew sempat kewalahan dan tertinggal sehingga memunculkan potensi rubber game. "Dia pemain penyerang yang bagus, dia lawan yang tidak mudah dipatahkan. Jadi, saya harus sangat siap untuk bertahan dan berusaha agar dia tidak terlalu sering menyerang," katanya.
"Saya siap dari awal, berusaha menekannya agar tidak menyerang dari depan," Kean Yew, menambahkan.
Susul-menyusul poin pada gim kedua juga membuat Kean Yew belajar untuk bermain lebih sabar dan tenang. Saat unggul 20-19, Kean Yew justru melakukan kesalahan sehingga kedudukan imbang.
Pada poin kritis ini, Kean Yew mengaku tak tahu harus berbuat apa dan hanya bersiap jika Kidambi melesatkan serangan kepadanya. "Saya rasa hari ini tidak mudah untuk bisa seimbang antara bertahan dan agresif. Saya bersyukur bisa bertahan hingga akhir. Saya juga tidak tahu apa yang saya pikirkan, pokoknya coba saja," ujar Kean Yew, seraya tertawa lepas.