"Senang akhirnya bisa ke final setelah tahun lalu gagal. Karena setiap pertandingan punya kesulitan sendiri," ujar Sindhu, lega dan gembira.
Sindhu menyatakan sudah berusaha untuk menekan sejak gim awal dan langsung mengunci permainan Yamaguchi. Namun, pada gim kedua fokusnya hilang dan harus kehilangan kesempatan mengemas kemenangan dua gim langsung.
"Akane adalah pemain yang sulit dimatikan, bahkan dengan permainan reli sekalipun," ungkap pebulu tangkis bertinggi badan 179 cm ini, melalui keterangan pers Humas PP PBSI.
Pada gim ketiga, Sindhu tak lagi membuang kesempatan dan tidak mau mengikuti pola permainan Yamaguchi. "Gim ketiga saya berusaha tidak membuat kesalahan. Akane bermain aman saja," ujar atlet kelahiran Hyderabad pada 5 Juli 1995 ini.
Kesempatan ini digunakan Sindhu kembali menekan Yamaguchi, hingga dapat merebut tiga poin beruntun setelah sempat ketinggalan 18-19 pada gim ketiga.
Lantas, saat ditanya mengenai lawannya di final, An Seyoung asal Korea Selatan, Sindhu menyatakan tak memiliki strategi khusus. "Saya tak ada persiapan khusus menghadapi An," katanya.
"Saya harus bersiap menghadapi final besok. An adalah pemain yang sulit untuk dikalahkan," Sindhu, menambahkan.
Dari catatan pertemuan, Sindhu belum pernah menang atas Seyoung dalam dua pertemuan. Seyoung mengalahkannya di Denmark Terbuka 2020 dan 2021.
Sindhu, peraih dua medali Olimpiade, adalah kampiun BWF World Tour Finals 2018 yang dilangsungkan di Guangzhou, China. Sindhu meraih gelar juara setelah menang dua gim langsung atas wakil Jepang, Nozomi Okuhara, 21-19, 21-17.