Berhasil lebih dulu mengamankan kemenangan di game pertama dengan selisih poin yang jauh, penampilan Anthony pada game kedua justeru cenderung menurun. Akhirnya ia pun harus kehilangan game kedua dan membuat pertarungan harus dilanjutkan hingga game ketiga.
“Kendalanya yang dirasakan saya dan lawan mungkin hampir sama, masalah angin. Tapi di pertandingan kali ini lebih di cara mainnya saja. Karena cara main dan cara pikir saya di game kedua nggak sama seperti di game pertama. Di game pertama itu saya bebas mainnya, karena kalah angina dan lawan juga banyak mati sendiri, dia banyak melakukan kesalahan. Di game kedua giliran saya yang banyak error karena belum siap dengan kondisi menang angin,” tutur Anthony Sinisuka Ginting selepas pertandingan.
Memasuki game ketiga, Anthony masih belum bisa menjaga ritme permainannya. Saat kondisi tertinggal 17-19, tunggal putra binaan PB SGS PLN Bandung ini mampu menyamakan kedudukan menjadi 19-19. Setelah itu, setting poin pun tak terhindarkan. Anthony dan Chou saling bergantian mengumpulkan poin demi poin.
“Di game ketiga saya coba ambil inisiatif untuk lebih menyerang dan menjaga permainan depannya,” katanya.
Sayangnya, saat kedudukan imbang 23-23, Anthony tidak berhasil membendung permainan Chou hingga akhirnya kalah 23-25. “Di game terakhir itu saya coba untuk cepat mengubah pola pikir. Di awal-awal game ketiga saya masih berpikir untuk mencari cara main dan strategi apa yang harus diterapkan. Begitu sudah dapat cari pikir dan pola main yang tepat, sayanya belum bisa menjaga ritme itu. Jadi kadang dapat, kadang hilang. Sayang banget jadi nggak masikmal,” jelasnya.
Kalah di laga perdana, Anthony masih punya kesempatan untuk meloloskan diri dari babak penyisihan Grup B BWF World Tour Finals 2019 Guangzhou bila mampu mencuri kemenangan dari tangan Chen Long (Tiongkok) dan Viktor Axelsen (Denmark). “Untuk pertandingan berikutnya, saya harus bisa main lebih tenang lagi. Semoga bisa lebih baik lagi,” tutup Anthony.