"Pertama saya mau bersyukur karena punya kesempatan main di World Tour Finals walaupun banyak orang bilang hanya sebagai pengganti pemain yang mundur," jelas Gregoria, dalam keterangan pers Humas PP PBSI.
"Dan senang juga, karena saya bisa menunjukkan perjuangan yang maksimal dari partai pertama sampai partai ketiga tadi. Kasih perlawanan ke pemain-pemain yang di atas saya saat ini. Walau hasilnya belum bisa lolos, tapi dengan begini perjuangan saya rasanya tidak sia-sia," Gregoria, menambahkan.
Atlet kelahiran Wonogiri, Jawa Tengah, ini, juga menegaskan janjinya kepada khalayak bahwa ia tetap menepati janjinya dengan berjuang sampai akhir. Begitu pula kala rasa kram pada paha kanan yang merambat hngga ke pinggang pada gim ketiga --saaat kedudukan 12-17--, Gregoria tetap berupaya untuk menyelesaikan laga. "Saya mau menepati janji saya untuk berjuang sampai akhir. Tadi juga saya tidak mau menyerah begitu saja padahal sudah sakit banget paha kanan sampai pinggang saya," tuturnya.
"Saya mau selesaikan pertandingan hingga selesai," tegas atlet asal klub Mutiara Cardinal Bandung ini.
Gregoria mengaku tak menyangka, perjalanannya yang dimulai dengan sejumlah kekalahan pada awal tahun ini, justru berujung pada turnamen penutup tahun tersebut. Ia merasa terus berupaya keluar dari tekanan yang kerap dihadapinya kala bertanding di berbagai turnamen. "Saya tidak berhenti! Dan Puji Tuhan, bisa sejauh ini," katanya.
"Masih banyak pekerjaan rumah yang harus saya benahi tahun depan, memperbaiki kekurangan-kekurangan seperti ketahanan otot, stamina, dan fokus. Selain itu, saya juga mau menjaga apa yang saya sudah dapat sekarang," demikian Gregoria.