"Atlet China menghilang dari persaingan bulu tangkis dunia selama 17 bulan. Namun, dominasi mereka di pentas dunia tak benar-benar hilang. Setelah meraih dua medali emas Olimpiade Tokyo 2020, China unjuk gigi ketika menjuarai Piala Sudirman untuk ke-12 kalinya," demikian harian Kompas melaporkan, Senin (4/10).
Terakhir, skuad China tampil di All England pada Maret 2020, turnamen terakhir sebelum Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) menghentikan kompetisi. China absen di Denmark Terbuka pada Oktober 2020. Mereka juga tidak tampil saat Thailand menjadi tuan rumah tiga turnamen dalam tiga pekan berturut-turut pada Januari 2021.
Kisah sukses skuad China di Vantaa merupakan perjuangan kolektif para atlet muda mereka yang mampu menyingkirkan rasa tegang dan lelah, untuk mempertahankan gelar jawara. Sementara Jepang, yang berupaya membalas kekalahan 3-0 pada dua tahun silam, lagi, meski puas dengan hasil posisi kedua di kejuaraan beregu campuran itu.
Pelatih China Zhang Jun mengemukakan, skuad mudanya kompak dalam memikul beban di ajang kejuaraan besar. Ia juga menyoroti perjuangan ganda putra He Ji Ting/Zhou Hao Dong yang meraih kemenangan pertama bagi China, usai menumbangkan pasangan Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi lewat rubber game 21-17 14-21 21-16.
"Kami sempat tertinggal saat melawan Denmark di perempat final. Sejak itu, kami memetik pelajaran untuk bermain lebih tenang (melawan Jepang)," ujar pelatih Zhang Jun, dikutip dari laman BWF.
Namun, keadaan menjadi sama kuat 1-1, setelah Jepang membalas kekalahan pada partai pertama melalui tunggal putri Akane Yamaguchi, yang menang dua gim langsung 21-19 21-16, atas Chen Yu Fei.
Pada laga berikutnya, China kembali unggul 2-1 setelah tunggal putra Shi Yu Qi menyudahi perlawanan Kento Momota melalui drama rubber game 21-13 8-21 21-12.
Gelar juara Piala Sudirman 2021 bagi China dipastikan oleh ganda putri Chen Qing Chen/Jia Yi Fan, yang menang 21-17 21-16 atas Mayu Matsumoto/Misaki Matsutomo dalam waktu 59 menit.