"Tadi kami masih sama-sama kaget, karena memang belum pernah bertemu sebelumnya. Saya masih kurang sabar mainnya. Belum dapat posisi enak untuk menyerang, saya paksakan menyerang. Seharusnya diajak reli dulu, dan bisa sesuaikan dengan kondisi bola dan angin di lapangan. Waktu kehilangan banyak poin di awal game kedua, lawan mengubah pola main. Saya masih kurang kontrol feeling nya," papar Gregoria Mariska.
Gregoria mengatakan, pertemuan dengan pebulutangkis peringkat 12 dunia itu tak disangkanya sama sekali. Sebab, di luar dugaan, Beiwen berhasil mengandaskan unggulan keempat, Ratchanok Intanon pada babak pertama China Open 2018 BWF World Tour Super 1000.
Hal inilah yang membuat Gregoria berharap punya peluang lebih besar untuk melaju ke babak perempat final. Beruntung, kepercayaan diri Gregoria berbuah manis. "Saya pikir saya punya kesempatan. Bukan berarti Zhang lebih mudah dikalahkan, tapi saya belum pernah bertemu dia, jadi saya pikir kami sama-sama harus saling membaca permainan masing-masing, dan terbukti saya bisa menang," katanya.
Pebulutangkis asuhan klub Mutiara Cardinal Bandung ini enggan berpuas diri atas kemenangan tersebut. Sebab, perjuangan berat masih harus dilaluinya pada pertandingan selanjutnya. Apalagi, Gregoria akan berhadapan dengan peraih gelar juara dunia 2017, Nozomi Okuhara.
"Jalan saya masih jauh ke atas, penampilan saya belum bisa stabil. Saya belum bisa mengalahkan pemain yang rangkingnya di atas saya, bahkan sama yang di bawah saya juga masih sering kalah. Rasa percaya diri di lapangan masih hilang muncul, karena saya terlalu memikirkan cara main. Padahal saya harus berkonsentrasi dengan permainan yang saya jalani saat itu," tutupnya.
Menghadapi Okuhara di babak perempat final China Open 2018 BWF World Tour Super 1000, akan menjadi perjumpaan kedua bagi Gregoria. Skor sementara 0-1 untuk Gregoria. Ia dikalahkan Okuhara pada kejuaraan Asia Team Championships 2018 dengan skor 5-21, 21-19, 21-15.