"Di gim pertama kami kesulitan mengimbangi pola permainan lawan. Mereka memanjangkan bola lalu menyergap kami di permainan depan. Di gim kedua, giliran kami yang mengandalkan pola permainan seperti itu dan berhasil," jelas Apri kepada tim Humas dan Media PP PBSI, usai pertandingan.
"Di gim ketiga, memang kami akui faktor fokus pikiran kami sudah menurun, kami kelelahan. Di sisi lain, lawan di gim ketiga memang lebih rapat, lebih tangguh sedangkan kami mengendur," tambahnya.
Lebih lanjut Apri menjelaskan, faktor fokus dan fisik menurun di gim penentu tersebut, menjadi catatan penting bagi keduanya dalam menjaga konsistensi di setiap pertandingan. Belum lagi padatnya turnamen di masa mendatang. "Pikiran, hatinya harus dikuatkan lagi. Badan juga pasti capek, tapi bila pikiran dan hati kami kuat, badan akan mengikuti," Apri, menjelaskan.
Sementara, Fadia menyatakan, jika dibandingkan dengan pertemuan terakhir pada Kejuaraan Dunia 2023, sebenarnya tidak ada yang berubah dari permainan Baek/Lee. Namun, kali ini, konsistensi memegang kunci penting untuk menuju kemenangan. "Dan mereka lebih pintar tadi mengatasi kondisi lapangan yang kalah dan menang angin seperti ini," kata Fadia.
Pada kesempatan tersebut Fadia juga menuturkan, kelelahan menjadi salah satu faktor di gim penentu. "Tadi sempat minta spray tapi mungkin ini hanya faktor kelelahan saja, bukan cedera yang serius. Apalagi kami, kan, dari babak pertama bertemu lawan yang tidak mudah," tuturnya.
"Alhamdulillah, tetap bersyukur walau terhenti di babak perempat final karena kami merasa permainan kami lebih enak, lebih nyaman, dan lebih lepas. Saling percaya satu sama lain. Semangat ini yang mau kami bawa terus di pertandingan-pertandingan di depan," demikian Apriyani.