"Ini hal yang seharusnya sudah bisa menjadi pelajaran kemarin saat kejadian di Kejuaraan Dunia. Tapi ini terulang kembali," kata pelatih ganda putri pelatnas bulu tangkis Indonesia, Eng Hian, melalui keterangan pers Humas PP PBSI.
Kekalahan dari Anna/Teoh ini, seperti diutarakan Eng Hian alias Didi, hampir serupa dengan kekalahan Ana/Tiwi dari wakil Thailand, Jongkolphan Kititharakul/Rawinda Prajongjai, di babak 16 besar Kejuaraan Dunia 2023. Ana/Tiwi kalah rubber game 14-21, 21-17, 19-21 dalam tempo 73 menit.
"Ana/Tiwi setelah unggul jauh, seperti mengharapkan lawannya memberikan poin gratis, poin mudah. Jadi ketika pengembalian lawan berhasil, bahkan lewat pengembalian yang mudah, malah menjadi sulit bagi mereka," Didi, menjelaskan.
Didi juga melihat, ketika anak asuhnya kehilangan dua hingga tiga poin, semestinya mereka bisa melakukan sesuatu, guna menghentikan rentetan perolehan poin bagi lawan. "Jangan terlalu tenang karena lawan bisa dengan cepat mengejar," ujarnya.
"Saya memang melihat di faktor mental dan kecerdikan bermain di lapangan. Saya kembalikan ke mereka, karena semua mereka yang lakukan. Saya hanya bisa mengarahkan, berani (atau) tidak Ana/Tiwi berpindah dari zona nyaman ke tidak nyaman. Saya harap hal ini benar-benar menjadikan pengalaman untuk mereka," demikian Didi.