Susy mengatakan bila kejuaraan China Open 2019 BWF World Tour Super 1000 ini menjadi salah satu kesempatan bagi pebulutangkis Indonesia untuk mendongkrak rangking mereka. Sebab, turnamen level Super 1000 ini tidak hanya menyuguhkan hadiah yang besar, yaitu satu juta Dollar AS, tapi juga raihan poin yang tinggi.
Melalui kejuaraan kali ini pula, Susy berharap para pebulutangkis Indonesia bisa memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sebaik mungkin dan membaca peluang dalam menghadapi lawan. Apalagi, saat ini penghitungan poin ke Olimpiade Tokyo 2020 semakin sempit dan akan berhenti di kejuaraan Badminton Asia Championships 2020 pada April mendatang.
Sejauh ini, sektor ganda putra masih menjadi tumpuan dan andalan Indonesia untuk membawa pulang gelar. Meski demikian, Susy tetap meyakini adanya peluang serta harapan yang datang dari sektor ganda campuran dan tunggal putra, tanpa mengucilkan ganda putri dan tunggal putri.
“Saat ini yang paling stabil memang ganda putra, tapi ada beberapa sektor yang punya kesempatan, yaitu ganda campuran dan tunggal putra. Pada China Open Super 1000 tahun lalu dan di Asian Games 2018, kita kan juga bisa dapat gelar dari tunggal putra,” kata Susy Susanti.
“Ganda campuran pun waktu itu bisa mengalahkan yang juara. Tapi kalau ketemu yang nggak juara, masih kalah juga. Jadi masih belum konsisten, belum yakin. Sebetulnya kematangan pemain itu bisa tertempa dari pertandingan demi pertandingan, banyak pengalaman dan pembelajaran,” sambungnya menambahkan.
Indonesia sendiri mengutus pasukan terbaiknya ke ajang China Open 2019 BWF World Tour Super 1000. Ganda putra peringkat satu dunia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon serta juara bertahan tunggal putra, Anthony Sinisuka Ginting akan berlaga di turnamen ini. Tim Indonesia akan memulai latihan dan menjajal arena pertandingan pada sore nanti sekitar pukul 17.00 WIB.