Ganda putri peringkat enam dunia ini mengaku tidak bisa keluar dari tekanan lawan. Greysia/Apriyani dipaksa untuk tidak bisa mengembangkan permainannya dan banyak melakukan kesalahan sendiri. Sepanjang pertandingan, pasangan unggulan kelima ini tidak berhasil menerapkan strategi yang sudah dirancang sebelumnya untuk meladeni permainan Chang/Kim.
“Kita nggak bisa keluar dari tekanan, jadinya mainnya juga kadang nggak mikir. Satu dua kali kesalahan yang dilakukan, kita ulang lagi. Dan itu terjadi secara berulang,” kata Apriyani Rahayu.
“Kita melakukan banyak kesalahan hari ini, sementara lawan bermain sangat bagus hari ini. Kita tidak bisa mengeluarkan permainan terbaik. Ini memang menjadi tantangan tersendiri buat kita. Tahun ini kita akui kepercayaan diri kita cukup menurun. Dan untuk balik ke performa terbaik itu benar-benar butuh waktu,” sambung Greysia Polii menambahkan.
Hasil kurang memuaskan ini sekaligus memperpanjang catatan buruk Greysia/Apriyani kala bersua Chang/Kim menjadi 2-0. Pada pertemuan sebelumnya di ajang Thailand Open 2019 BWF World Tour Super 500, Juli lalu, Greysia/Apriyani juga harus menelan kekalahan dengan skor 21-9, 21-23 dan 19-21.
Pencapaian Greysia/Apriyani di Denmark Open 2019 BWF World Tour Super 750 ini pun tentunya tidak sebaik tahun lalu yang mampu melesat hingga babak semifinal. “Tentunya ada banyak hal yang menjadi PR kita. Dari kita secara individu dan sebagai pasangan. Kita terus mencoba lebih baik dan berharap mendapat hasil maksimal. Karena turnamen terus bergulir jelang Olimpiade Tokyo,” kata Greysia.
Selesai dari Denmark Open 2019 BWF World Tour Super 750, Greysia/Apriyani masih punya beberapa turnamen yang akan dihadapi. Terdekat adalah French Open 2019 BWF World Tour Super 750 yang akan berlangsung pekan depan. Keduanya pun berharap bisa tampil lebih baik lagi. “Selanjutnya kita akan bertanding di French Open 2019. Pastinya kita akan berusaha untuk mengeluarkan permainan terbaik kita di sana,” tandasnya.