Dalam laga semifinal yang berlangsung di Odense Sports Park, Tontowi/Liliyana tampil cukup baik hingga kedudukan 10-6 di game pertama. Serangan-serangan yang dilancarkan Tontowi/Liliyana ke arah pertahanan Tan/Tse terus membuahkan angka.
Namun sayang, Tontowi/Liliyana kemudian membuat banyak kesalahan sendiri. Celah inilah yang kemudian mampu dimanfaatkan oleh Tang/Tse untuk balik menekan.
“Di game pertama sudah enak, kami leading 10-6. Setelahnya, beberapa pengembalian kami salah, malah banyak mengangkat shuttlecock jadi diserang terus oleh lawan. Ini momennya lawan bangkit. Seharusnya kami bisa lebih tenang dan tidak mengikuti permainan lawan,” jelas Liliyana dikutip dari badmintonindonesia.org.
“Saya juga merasa jarang dapat bola-bola di depan, lawan sering memberi bola-bola panjang ke belakang arah Owi. Seharusnya kami bisa meredam ini,” tambah Liliyana.
“Kami bermain kurang tenang, padahal saya merasa pukulan-pukulan lawan biasa saja. Saya yang terlalu menggebu-gebu, jadi pukulannya nggak terarah dan sudah ketebak lawan. Kami mencoba bangkit, tetapi selisih poin sudah terlalu jauh,” kata Tontowi.
Dengan kemenangan ini sekaligus membuat rekor pertemuan Tontowi/Liliyana dengan Tang/Tse kembali imbang menjadi 1-1. Pada pertemuan sebelumnya di Hong Kong Open Superseries 2016, Tontowi/Liliyana menang straight game dengan skor 23-21 dan 21-14.