Hasil minor inipun lantas mendapat perhatian khusus dari Pelatih Kepala Ganda Putri Indonesia, Eng Hian. Pasalnya pada tahun lalu di turnamen yang sama, Greysia/Apriyani bahkan bisa menembus babak semifinal meski pada akhirnya harus kalah di tangan ganda putri Jepang, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara.
“Secara harapan, hasil memang jauh, tapi yang lebih saya tekankan adalah secara penampilan mereka. Performa mereka jauh dari kemampuan yang sebenarnya. Dari evaluasi mereka sendiri, mereka merasa ada beban untuk mempertahankan rangking, menyamai hasil tahun lalu. Dari performa yang mereka tunjukkan memang benar, mereka main tidak seperti normal biasanya. Tegang semua, pergerakan kaku semua. Secara teknik memang mereka tidak keluar,” jelas Eng Hian.
Lebih lanjut Eng Hian mengatakan bila akhir-akhir ini grafik penampilan Greysia/Apriyani mengalami penurunan. Ganda putri peringkat enam dunia ini kerap terhenti di babak perempat final China Open 2019 BWF World Tour Super 1000. Bahkan di Korea Open 2019 BWF World Tour Super 500 dan French Open 2019 BWF World Tour Super 750 ini, keduanya harus tersingkir di babak 16 besar.
Meski demikian, Greysia/Apriyani sempat menjadi semifinalis di ajang World Championships 2019 dan Chinese Taipei Open 2019 BWF World Tour Super 300, September lalu.
“Dari dua turnamen terakhir, Denmark Open dan French Open, mereka secara total tidak bisa dievaluasi dari segi teknis. Di Denmark mereka main tidak bisa lepas, main tidak pada kemampuan mereka. Di sini lebih parah lagi, terutama Apriyani, main seperti orang baru belajar. Hal-hal seperti ini sangat mengganggu tentunya,” tegasnya.
“Bahkan dari Korea Open kemarin, mereka tidak mengeluarkan kemampuan mereka yang sebenarnya. Sekarang kalau main mengikuti pola lawan, kan lawan yang enak. Main asal buang saja. Setelah ini saya akan berbicara dengan psikolog di PBSI, untuk memberikan masukan dan program buat mereka. Karena saya tidak ingin ini berkepanjangan,” lanjutnya menambahkan
“Secara teknis, Apriyani perlu ditingkatkan pertahanannya. Kemudian untuk Greysia adalah meningkatkan ketenangan saat melakukan servis. Greysia itu bukan teknik dia yang salah sampai dia tidak bisa melakukan servis. Tapi ketenangan sebelum melakukan servis itu yang masih harus diperbaiki, jatuhnya ke kesiapan mental. Itu juga yang akan saya bahas dengan psikolog. Yang paling utama saat ini adalah mengembalikan pola pikir mereka. Pulang dari sini mereka akan saya program untuk back to zero. Semuanya. Dari gaya hidup, pola latihan, dan berbagai hal lainnya akan saya program ulang,” pungkasnya.