Bertanding di stadion Pierre de Coubertin, Paris, Sabtu (27/10), pasangan ganda putri unggulan keempat ini harus tampil tertekan sejak awal pertandingan dimulai. Greysia/Apriyani tak dapat bermain di level terbaiknya. Sebaliknya, Matsumoto/Nagahara justru begitu leluasa melancarkan serangan-serangan ke arah pertahanan pasangan Indonesia ini akibat beberapa pengembalian yang tidak sempurna.
“Kita banyak tertekan oleh lawan, dan kita tidak bisa keluar dari tekanan itu. Kita tidak tampil seratus persen dan memang mereka yang membuat kami tidak bisa mengeluarkan kemampuan kita,” kata Greysia Polii selepas pertandingan.
Greysia melanjutkan, kekalahan atas pasangan juara dunia 2018 ini membuatnya sangat kecewa. Sebab, untuk kesekian kalinya, langkah Greysia/Apriyani harus terhenti di tangan pebulutangkis Negeri Sakura Jepang. “Tentu kita kecewa dengan kekalahan di semifinal lagi. Tapi bukan berarti kita menyerah, kita harus evaluasi penampilan kita,” lanjutnya.
Sementara itu, Apriyani Rahayu mengakui bila dirinya masih belum dapat mengembangkan permainan, khususnya pada game kedua. "Power mereka kencang, pola main mereka juga beda dengan pasangan Jepang lainnya. Tapi menurut saya menghadapi mereka sama sulitnya dengan pasangan yang lain, yang paling menonjol dari mereka adalah mereka kuat," ungkap Apriyani.