Hasil manis ini sekaligus memperpanjang catatan kemenangan yang mampu dikoleksi Greysia/Apriyani atas Fruergaard/Thygesen dengan keunggulan 3-0. "Di game pertama kita merasa tertekan, lawan cukup sulit dimatikan. Mungkin mereka juga percaya diri dengan kemenangan kemarin melawan pasangan Jepang (Koharu Yonemoto/Shiho Tanaka). Tapi di game kedua dan ketiga, kita bisa keluar dari tekanan itu," kata Apriyani Rahayu usai pertandingan.
Tak ingin kalah percaya diri dari lawan, Greysia Polii mengaku tampil lebih fokus sejak memasuki game kedua. "Pada game kedua dan ketiga, kita lebih fokus dan lebih aktif berpikir sehingga bisa menjalankan strategi yang sudah direncanakan. Ini jadi pelajaran buat kita, harus langsung in dari game pertama. Tadi, kita juga saling mengingatkan di lapangan," tutur Greysia.
Greysia/Apriyani masih harus berjuang keras di babak semifinal French Open 2018 BWF World Tour Super 750, Sabtu (27/10). Pasalnya, wakil Indonesia ini akan berhadapan dengan pemegang gelar juara dunia 2018, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara.
"Besok kita mau menang, nggak mau kalah. Kita nggak mau terbentur terus sama pemain Jepang. Kali ini kita dapat kesempatan ke semifinal. Tidak mudah ke semifinal. Jujur ini melelahkan secara pikiran, jadi kita tidak mau menyia-nyiakan kesempatan ini," ungkapnya.
Duel nanti akan menjadi pertemuan kedua buat Greysia/Apriyani dan Matsumoto/Nahagara. Saat pertama kali berhadapan di semifinal BWF World Championships 2018, lalu, ganda putri terbaik yang dimiliki Indonesia saat ini kalahkan dua game langsung 12-21 dan 21-23. Untuk kesekian kalinya, Greysia/Apriyani harus berhadapan dengan wakil Jepang di babak semifinal.
"Jepang punya banyak peluru, seperti tidak habis-habis. Setiap ketemu kita berulang-ulang di semifinal, mereka bergantian menghadapi kita di semifinal. Jadi ibaratnya kalau mereka nilainya tiga, kami harus lima, dari segi tenaga dan pikiran, harus benar-benar fokus untuk bisa keluar dari trauma dan tekanan pasangan Jepang," tandasnya.