“Penampilan saya masih sama, masih belum ada perubahan. Selalu seperti itu, sudah unggul, masih buru-buru mau mematikan. Tadi poinnya memang mepet, tapi saya merasa keteteran sekali, saya sering berada di posisi yang tidak menguntungkan untuk mengembalikan shuttlecock dengan baik,” ungkap Gregoria Mariska Tunjung.
Membuka duel di game pertama, tunggal putri asuhan PB Mutiara Cardinal Bandung ini tampak masih bisa meladeni permainan cepat yang coba diterapkan Tzu Ying. Bahkan Gregoria sempat unggul di poin 19-15. Namun permainan tersebut sayangnya belum bisa dipertahankan Gregoria dengan baik. Alhasil, perolehan angka Gregoria terkunci di poin 19. Sebaliknya, Tzu Ying justru mampu mendulang enam angka beruntun.
Begitu pula di game kedua. Gregoria masih belum bisa membongkar pertahanan Tzu Ying yang cukup solid. “Cara main saya bikin saya susah sendiri. Tadi banyak mati sendiri, pola main dan strateginya pun tidak jalan. Sebetulnya lawan itu pola mainnya lambat, kalau mau saya cepetin pun nggak menguntungkan buat diri saya sendiri,” jelasnya.
“Bukan cuma non teknik seperti ketenangan, dari segi teknik, saya juga harus menambah latihan dari segi variasi pukulan dan tidak boleh monoton. Jadinya malah cocok-cocokan kalau ketemu lawan, padahal harusnya pemain bagus itu punya pola untuk tiap lawan yang berbeda,” lanjutnya menambahkan.
Dengan hasil ini, maka sektor tunggal putri Indonesia belum berhasil mengirimkan wakilnya ke babak perempat final Fuzhou China Open 2019 BWF World Tour Super 750. Sebelumnya, Fitriani sudah lebih dulu terhenti di babak pertama setelah tumbang 12-21 dan 11-21 atas wakil Thailand, Nitchaon Jindapol.