Tampil begitu menguasai jalannya permainan di game pertama, The Daddies akhirnya mesti kehilangan game kedua dan ketiga setelah permainannya cenderung menurun. Bahkan akurasi pukulan Hendra/Ahsan mulai berkurang sejak game kedua. Alhasil, Choi/Seo pun semakin tampil percaya diri dan unggul jauh atas Hendra/Ahsan hingga akhirnya keluar sebagai juara.
"Mereka nggak gampang mati, defense-nya rapat. Di game pertama mereka terlalu ikut permainan kita. Tapi di game kedua, mereka mulai main bertahan dengan serang balik," kata Hendra Setiawan.
"Staminanya pasti sudah menurun ya, yang paling kelihatan di game kedua dan ketiga. Lawan pun nggak mati-mati. Serangan kita juga sudah menurun. Waktu kita mau coba lagi, pola main mereka sudah jadi," sambung Mohammad Ahsan menambahkan.
Meski harus pulang dengan gelar runner up, namun grafik penampilan ganda putra peringkat dua dunia ini masih terbilang bagus. Pasalnya, pada pekan sebelumnya, The Daddies juga berhasil melaju hingga babak perempat final Fuzhou China Open 2019 BWF World Tour Super 750.
"Ahamdulillah hasilnya cukup baik di dua turnamen ini, kita bersyukur bisa masuk final hari ini. Tapi memang banyak yang mesti dievaluasi. Dari kekuatan, harus ditambah lagi," ungkap Ahsan.
"Turnamennya kan banyak yang mepet, harus pintar-pintar mengatur waktu antar turnamen dan harus jaga kondisi. Setelah ini kita akan kembali ke Jakarta untuk persiapan BWF World Tour Finals 2019, bulan depan," tutupnya.