“Kami bermain kurang tenang, mereka tampak lebih percaya diri dari kami karena selalu menang di pertemuan sebelumnya. Jadi next time kalau bertemu lagi, kami coba adu dari segi mental,” ujar Greysia usai laga.
Pada laga final yang berlangsung pada Minggu (6/11) di stadion Graha Cakrawala, Greysia/Nitya memang underperformed. Keduanya tak dapat menahan laju Yu/Tang yang menerapkan permainan cepat khas pemain Tiongkok. Greysia/Nitya pun terlihat beberapa kali gagal mengembalikan smash Tang yang terkenal kencang.
Pertandingan yang sempat ramai di game pertama, tak terjadi di game kedua. Greysia/Nitya tak dapat keluar dari tekanan dan selalu diserang oleh Yu/Tang. Mereka pun tertinggal jauh 7-15 dan akhirnya merelakan gelar juara jatuh ke tangan Tiongkok.
“Kami akan terus belajar apa yang menjadi kendala kami berdua dan mencoba mempelajari bagaimana cara membalikkan keadaan jadi bisa menang dari mereka. Soal teknik, akan kami pertajam lagi.” tutur Greysia.
“Mengenai persiapan ke Dubai, memang kami mesti melewati dua turnamen beruntun, namun dijalani saja. Kami harus jaga kepercayaan diri bahwa kami bisa melewati masa pertandingan yang padat,” ujar Greysia.
“Kami senang bisa berlaga dan memenangkan gelar di turnamen ini. Penontonnya sangat antusias. Dukungan dari orang Indonesia sangat besar, meskipun kami bukan dari Indonesia,” jelas Yu memberikan keterangan.
Indonesia sementara baru mengamankan satu gelar juara dari nomor ganda campuran lewat pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir. Masih ada peluang untuk menambah gelar lewat nomor ganda putra dan tunggal putra.
sumber : badmintonindonesia.org