Dengan keberhasilannya itu, Dechapol/Sapsiree berhak membawa pulang hadiah uang 44,400 dolar AS. Sedangkan Tang/Tse sebagai runner-up meraih hadiah sebesar 21,000 ribu dolar AS.
"Kami tidak menyangka bisa menang. Karena di gim awal lawan cukup memberikan perlawanan," ujar Dechapol, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
"Tapi setelah itu, kami bisa melakukan tekanan dan menyerang. Penampilan yang konsisten itu membuat lawan jadi lemah," imbuhnya.
Sedangkan Sapsiree sendiri mengaku sedikit kelelahan, terlebih harus bermain dalam tempo lambat. Pasalnya, pada Sabtu (20/11) malam Sapsiree harus bermain di semifinal ganda putri bersama Puttita Supajirakul. "Saya kelelahan, tapi tetap fokus dan konsisten saja. Senang rasanya bisa menang. Rasa lelah hilang," ujarnnya.
"Saya senang sekali, tapi belum bisa santai. Harus bersiap turnamen berikut," Sapsiree, menambahkan.
Ganda andalan Thailand ini sebelumnya sukses menjuarai Hylo Open di Jerman pada awal November. "Ingin santai dan relaks sejenak sebelum bersiap ke turnamen berikut," kata Dechapol, yang akan kembali berduet dengan Sapsiree di Indonesia Open 2021 pada pekan ini.
Tang/Tse Tidak Kecewa
Sementara, Tang/Tse mengaku tidak kecewa kendati gagal di partai final. Unggulan kedelapan turnamen ini tetap bisa tersenyum. Wakil Hong Kong ini tetap merasa bersyukur dengan prestasinya tersebut. "Kami bisa sampai babak final penuh dengan perjuangan. Tidak mudah memang. Kekalahan ini menjadi pemicu semangat kami untuk bermain lebih baik," ujar Tang.
"Kami bermain dengan mental tanding yang kuat dan strategi sesuai arahan pelatih," tambahnya.
Sementara, Tse mengaku tidak bisa keluar dari tekanan lawan yang kerap mengajak main reli dan tempo permainan lambat. "Hari ini kami bermain berbeda dari kemarin. Kali ini lawan bermain lebih lambat dan menekan terus," Tse, mengungkapkan.
Menurutnya, duo Thailand itu suka bermain lambat dan staminanya terjaga. "Permainan mereka tidak langsung menyerang. Mereka lebih suka bermain lambat yang menguras stamina," kata Tse.