"Hari ini kami baru memulai pertandingan. Pasti sedikit banyak ada hal untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang berbeda di tengah lapangan," ujar Greysia, melalui siaran pers Humas PP PBSI.
Bagi Greysia, setiap laga memiliki tingkat kesulitannya masing-masing. Saban pertandingan pun, menurutnya, muncul perasaan yang berbeda. "Puji Tuhan kami bisa menyelesaikan pertandingan tanpa cedera apa pun," tambahnya.
Sementara, Apriyani merasa semakin percaya diri pascapenampilan di Tokyo 2020. Ia termotivasi untuk tampil maksimal, apalagi bertanding di depan publik sendiri. "Alhamdulilah, kami bisa menang. Saat ini mind set-nya lebih kepada motivasi yang terus bertambah," katanya.
"Apalagi bermain di Indonesia. Semoga jadi lebih baik lagi nantinya. Jadi mohon doanya," Apriyani, menambahkan
Mengenai tidak adanya penonton sebagai konsekuensi sistem "gelembung" ini, unggulan kedua turnamen ini mengaku hanya memerlukan adaptasi semata. "Tak ada penonton, pastinya sangat berpengaruh. Situasi yang ada, pasti beda. Tapi, tanpa penonton tidak jadi alasan untuk menurunkan kualitas permainan. Kita harus beradaptasi secepat mungkin," tegas Greysia.
Greysia/Apriyani sepikiran tak terganggu dengan banyaknya pemain tuan rumah yang berguguran di Indonesia Masters 2021. Keduanya memilih untuk tetap fokus ke pertandingan selanjutnya.
Pada babak delapan besar, Greysia/Apriyani akan menghadapi Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai. Ganda putri non-unggulan asal Thailand ini sebelumnya berhasil menghentikan laju unggulan ketujuh asal Jepang Mayu Matsumoto/Ayako Sakuramoto.