"Memang harus kami akui, Thailand main lebih baik hari ini. Sejak gim pertama kami lebih mendominasi, tapi di set kedua dan ketiga mereka berbalik mengendalikan kami," tutur Greysia setelah pertandingan, seperti dilaporkan Antara.
Pada gim kedua dan ketiga, Greysia/Apriyani berjuang untuk menghentikan dominasi lawannya. Kejar-mengejar poin pun terjadi secara ketat dan menegangkan dalam dua gim terakhir.
Penampilan Puttita/Sapsiree di babak delapan besar, menurut Greysia, sangat solid dan sulit untuk didikte. Saat Greysia/Apriyani berusaha mengejar dan mengganti strategi, wakil Thailand itu tidak lengah dan fokus.
Selain itu, keunggulan Puttita/Sapsiree juga terletak pada mental mereka yang sedang dalam tingkat bagus. Kepercayaan diri mereka memang menjadi pijakan dalam soliditas mereka di lapangan.
Sementara, Greysia/Apriyani sempat merasa kesal karena sulit menembus pertahanan lawan meski sudah berganti strategi. "Secara mental, mereka lebih unggul secara konsisten. Itu yang membuat kami kurang bisa memainkan strategi yang kami inginkan. Secara pikiran, kami ingin pakai strategi lain, tapi waktu dilakukan tetap tidak berhasil," ungkapnya.
"Ini yang membuat kami merasa sebal dan emosi," Greysia, menambahkan.
Jika sudah terjebak dalam laga yang berlarut-larut dan alot, kata Greysia, maka kunci kemenangan dari pemain sudah bukan lagi soal teknik, lebih pada ketahanan fisik dan mental.
Senada dengan Greysia, Apriyani pun menilai, unsur kekalahan mereka lebih pada segi ketahanan mental. "Soal lapangan atau angin tidak bisa dijadikan alasan. Mereka yang mainnya sedang bagus hari ini," katanya.
"Kami sudah berusaha mengejar, tapi kepercayaan diri mereka sedang tinggi. Sementara kami tidak bisa keluar dari tekanan," demikian Apriyani.