Tang/Tse mengalahkan pasangan unggulan ketiga asal Jepang itu dengan skor 18-21, 21-19, 21-17 dalam tempo 76 menit, di Nusa Dua, Bali, Sabtu (20/11). "Kami tidak menyangka bisa menang, sebab tadi pertandingan sangat ketat. Berbeda dengan kemarin (saat berlaga di perempat final)," komentar Tang.
"Kini, fisik kami seperti terkuras. Yuta bermain bagus dan cepat sekali. Beberapa kali bola tersangkut di net. Tapi kami coba perbaiki," Tang, menambahkan.
Sementara, Tse lebih banyak menerima bola dan membangun pertahanan dengan maksimal. Tse juga mengaku masih tidak percaya telah berhasil meraih tiket final. "Saya senang sekali bisa ke final. Sulit diungkapkan dan dibayangkan sebelumnya," ujar Tse.
Menurutnya, peran pentingnya pada laga ini adalah melapis Tang dengan menahan laju pukulan keras Yuta dan drop shot Arisa. "Kami mencoba bermain yang terbaik saja. Momentum ini harus bisa dijaga untuk bermain di babak final," tutur Tse, dalam siaran pers PP PBSI.
Watanabe/Higashino sempat menggebrak pada awal laga dengan permainan cepat dan agresif. Watanabelebih banyak mengontrol permainan dengan melepaskan pukulan akurat serta bermain lebih lincah. Sedangkan Higashino seperti "melepas" Watanabe bermain agresif dan hanya menahan laju kok. "Saya bermain lebih lelah hari ini," ungkap Watanabe.
Pada partai final, Minggu (21/11), Tang/Tse akan menghadapi duet unggulan teratas turnamen asal Thailand, Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai.