Pada pertandingan ini, Jesita/Febi mengakui ganda putri Jepang tampil apik dengan banyak menekan mereka. Tidak heran dalam tempo 31 menit, pasangan yang memulai debut di Indonesia International Challenge 2022 itu takluk.
"Kami harus mengakui bahwa lawan tampil lebih baik ketimbang kami. Sebagai satu-satunya wakil ganda putri Indonesia yang masih tersisa kami sejatinya sedikit mendapat tekanan, tapi hal itu bukan menjadi alasan," jelas Jesita, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
Kekalahan ini tak membuat Jesita/Febi kehilangan asa. Sebaliknya, mereka bertekad ingin memberikan yang terbaik di turnamen berikutnya.
Ke depannya keduanya mengaku pasrah jika nantinya akan tampil dengan pasangan baru saat tampil di turnamen berikutnya. Keduanya tentu berharap selalu bersama mengingat chemistry satu di antaranya sudah saling mengenal. "Kami belum tahu dipasangkan sampai kapan, yang jelas kami akan memberikan yang terbaik pada setiap turnamen yang diikuti," ujar Jesita.
"Yang jelas kami senang dengan bisa lolos sampai babak semifinal di sini. Target kami pribadi sejauh ini terpenuhi," tambah Jesita, mantan pasangan dari Lanny Tria Mayasari tersebut.
Ganda putri Jepang mendominasi turnamen BWF World Tour Super 100 tersebut di sektor ganda putri seusai meloloskan dua wakilnya ke final.
Rena/Ayako nantinya akan berhadapan dengan rekannya sendiri sesama ganda putri Jepang, Rui Hirokami/Yuna Kato, di partai final. Unggulan pertama turnamen berhadiah total 81 ribu dolar AS itu melaju ke partai puncak berkat kemenangan atas pasangan Korea Selatan, Kim Min Ji/Seung Yeon Seong, lewat pertarungan rubber game 21-19, 18-21, 21-17.