Pada laga turnamen berhadiah total 81 ribu dolar AS ini, pemain penghuni peringkat 101 dunia itu mengaku sejatinya menjalani laga tersebut dengan kurang baik di gim pertama. Terbukti juara Finnish Open 2018 itu tertinggal dengan skor cukup telak pada gim pertama.
Beruntung di gim kedua dan ketiga, Leong mampu bangkit untuk meraih gelar juara turnamen BWF World Tour Super 100 tersebut. "Permainan saya tidak stabil di laga ini, lawan tampil menekan dan saya hanya bisa bertahan di gim pertama," ujar Leong, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
"Saya mencoba lebih percaya diri di gim ini dan fokus untuk akhirnya meraih gelar juara di sini," Leong, menambahkan.
Indonesia menjadi tempat istimewa bagi Leong, mengingat sepanjang kariernya, anak asuhan Hendrawan itu mampu menjadi juara pada Pembangunan Jaya Raya Badminton Asia Junior Championships 2017 di Bintaro dan runner-up BWF World Junior Championships 2017 yang digelar di Yogyakarta. "Indonesia sangat istimewa untuk saya. Di sini saya sempat menjadi juara dan runner-up tidak bisa dibayangkan kembali meraih hasil terbaik di sini," tambah pemain bertinggi badan 173 cm itu.
Dengan kemenangan ini, Leong juga berharap seniornya yakni Lee Zii Jia juga mampu menjadi juara di Denmark Open 2022. Juara All England 2020 itu akan menghadapi wakil China, Shi Yu Qi pada partai final turnamen BWF level 750 tersebut. "Saya tentu berharap kemenangan ini bisa memberikan inspirasi untuk kawan saya, Lee Zii Jia. Saat di BAM (PBSI-nya Malaysia) dia sering sharing permainan dengan saya." tambah Leong.
"Sejauh ini saya sering beberapa kali makan bersama dan jalan dengan Lee Zii Jia meski sudah memutuskan menjadi pemain senior," pungkasnya.