Humas PP PBSI, melalui siaran persnya menyebutkan, adaptasi Rahmat/Pramudya dengan kondisi lapangan makin baik. Terbukti, keduanya sudah berani mengambil inisiatif penyerangan sejak awal untuk meraih tiket babak delapan besar turnamen seri BWF World Tour Super 100 itu.
"Kami sudah mulai beradaptasi di turnamen ini. Kami mengambil inisiatif penyerangan sejak awal laga. Lawan terlihat kesulitan saat kami menyerang dan hal itu menjadi kunci kemenangan kami di hari ini," ungkap Pramudya.
Rahmat/Pramudya sendiri mengaku sejatinya tidak dalam kondisi fisik prima, mengingat harus menjalani dua turnamen beruntun. Hanya, keduanya mengaku tetap semangat mengingat ratusan penonton yang hadir di Platinum Arena terus memberikan semangat untuk Rahmat/Pramudya. "Kami masih semangat di sini karena sepanjang laga kami diberikan energi positif oleh penonton yang hadir ke sini. Hal itu menjadi motivasi untuk kami," kata Rahmat.
"Kehadiran penonton membuat kami bersemangat dalam bertanding. Kami berusaha menjadikan hal itu motivasi untuk bermain lebih baik lagi," Pramudya, menimpali tanggapan partner anyarnya itu.
Di perempat final yang berlangsung pada Jumat (21/10), Rahmat/Pramudya menghadapi Junaidi Arif/Muhammad Haikal. Ganda putra negeri jiran itu lolos ke babak delapan besar berkat kemenangan atas pasangan tuan rumah, Reinard Dhanriano/Kenas Adi Haryanto, dengan skor 18-21, 21-16, 21-18.