Sempat membuka peluang dengan mengamankan kemenangan di game kedua, Fajar/Rian mengaku cukup kecewa karena tidak bisa maksimal di poin-poin krusial game ketiga. Sempat unggul hingga interval, ganda putra peringkat lima dunia ini harus tersusul hingga akhirnya tersingkir di babak semifinal.
“Permainan senior kita ini pastinya bagus. Di pertandingan tadi kita kalah sabar dan kalah cerdik dari mereka, khususnya di akhir-akhir game ketiga. Walaupun mereka senior kita, tapi kalau sudah di lapangan yang lain lagi ceritanya. Kita fight saja dan nggak ada pikiran gimana-gimana,” ujar Fajar Alfian kepada Djarumbadminton.com.
“Di game ketiga tadi, mereka lebih berani dan nggak gampang mati sendiri. Intinya permainan mereka lebih cerdik dan kita nggak sabar. Kita kehilangan poinnya cepat banget. Itu yang sangat kita sayangkan,” lanjut Muhammad Rian Ardianto menambahkan.
Berhadapan dengan sesama wakil Indonesia, maka Fajar/Rian pun tak mendapatkan pendampingan dari pelatih. Menurut Fajar, hal tersebut tentunya memiliki sisi positif dan negatif.
“Kita sudah beberapa kali tidak didampingi pelatih kalau melawan sesama wakil Indonesia. Dan menurut saya ada baik dan buruknya juga. Sisi positifnya kita harus bisa berpikir sendiri dalam mengambil keputusan di tengah-tengah pertandingan. Dan kekurangannya, kalau kita lagi nge-blank, nggak ada yang mengingatkan,” tutup Fajar.
Dengan hasil ini, maka Fajar/Rian harus kembali puas finis sebagai semifinalis setelah sebelumnya di kejuaraan Malaysia Masters 2020 BWF World Tour Super 500, pekan lalu, Fajar/Rian juga batal ke partai puncak karena dikalahkan ganda putra Korea, Kim Gi Jung/Lee Yong Dae dengan skor 21-14, 19-21 dan 15-21.