Pada laga ini, sejatinya pebulu tangkis asal Lubuklinggau itu bisa mengambil gim pertama dengan keunggulan. Fokus juara Sri Lanka International Series 2024 itu terlihat mengendur di gim kedua saat poin kritis.
Saat masuk gim penentuan, tunggal putri peringkat ke-77 dunia itu bermain di bawah tekanan sehingga banyak membuat kesalahan sendiri dan harus menyerah dalam tempo 59 menit.
"Saya kehilangan momentum di gim kedua. Saat sudah unggul di gim pertama, saya banyak membuat kesalahan sendiri di laga ini. Saya berupaya untuk bisa mengontrol permainan lawan tapi lawan mengubah gaya bermain di laga ini," ujar runner-up Malaysia International Challenge 2024 itu melalui siaran pers Humas PP PBSI.
Dengan hasil ini, runner-up Bangladesh Junior International Series 2021 tersebut kembali menelan kekalahan dari wakil negeri "Gajah Putih" itu. Pekan lalu di Indonesia International Challenge 2024 di Surabaya, Ruzana juga kalah dari tunggal putri peringkat ke-271 dunia itu dengan skor 16-21, 17-21. "Tidak banyak perubahan dari lawan. Saya harus bisa bermain lebih mengatur tempo permainan dan tidak mudah kehilangan fokus," kata Ruzana.
Hasil ini membuat Ruzana kembali tidak tampil optimal dalam dua turnamen di Surabaya. Sebelumnya Ruzana terhenti di babak 32 besar seusai kalah dari Yataweemin.
Raihan ini terbilang kurang apik mengingat Ruzana datang ke Kota Pahlawan dengan status runner-up Malaysia International Challenge 2024. Saat di Negeri Jiran, Ruzana menjadi finalis seusai pada partai puncak menyerah dari wakil Jepang, Riko Gunji, dengan skor 21-19, 15-21, 11-21.
Dengan hasil ini, sektor tunggal putri tuan rumah menyisakan Ni Kadek Dhinda Amartya Pratiwi, Deswanti Hujansih Nurtertiati, Chiara Marvella Handoyo, Bilqis Prasista, Tasya Farahnailah, dan Yulia Yosephine Susanto.