Lewat pertarungan yang berlangsung selama 80 menit itu, Ratchanok akhirnya sukses merebut gelar perdananya di awal 2020 ini. “Hari ini saya rasa Marin sudah bermain dengan baik. Dia mencoba untuk menekan saya, tapi saya berusaha untuk menikmati pertandingan,” kata Ratchanok Intanon kepada Djarumbadminton.com.
“Karena setiap pemain ingin juara, jadi saya harus mengendalikan fokus dan permainan saya. Saya lihat Marin punya motivasi yang sangat hebat di turnamen ini karena dia sedang mencoba bangkit dari cedera yang dialaminya tahun lalu di sini. Mau menang atau kalah saya akan tetap berusaha memberikan penampilan terbaik,” sambungnya menambahkan.
Bagi Ratchanok, ini menjadi kemenangan ketujuh dari total 11 kali pertemuan dengan Marin. Pada pertemuan terakhirnya di ajang French Open 2019 BWF World Tour Super 750, Oktober lalu, tunggal putri peringkat lima dunia ini kalah dengan skor 18-21, 21-17 dan 14-21.
Sementara bagi Marin, hasil kurang memuaskan ini merupakan kegagalan keduanya di babak final Daihatsu Indonesia Masters. Sebab pada tahun lalu, di kejuaraan yang sama, Marin harus rela pulang sebagai runner up karena mengalami cedera di bagian lututnya saat berhadapan dengan tunggal putri India, Saina Nehwal dalam keadaan unggul 10-4.
“Tentunya cukup kecewa tapi saya sudah berusaha tampil maksimal. Yang sangat disayangkan saya tidak bisa juara di sini, karena ini salah satu target saya setelah pulih dari cedera yang saya alami di babak final tahun lalu,” ungkap Carolina Marin.
“Hari ini Ratchanok bermain sangat bagus. Dia bermain lebih cerdas dari saya dan dia punya feeling yang bagus juga. Mungkin pelajaran yang harus dipetik adalah saya harus lebih pintar lagi untuk pertandingan berikutnya. Harus saya akui, Ratchanok tampil lebih baik dari saya hari ini. Setelah ini saya akan kembali memperaiapkan diri untuk Thailand Masters, pekan depan,” pungkasnya.