Bentuk jaket peraih keping perunggu Tokyo 2020, Anthony Sinisuka Ginting, yang dikenakannya di atas podium di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Senin (2/8) malam WIB, juga menyita perhatian. Jaket itu memiliki makna, bukan sekadar aksesori wajib pakai para atlet Indonesia.
Pada sebuah artikel Kompas, Minggu (1/8), yang mengulas jaket yang dikenakan oleh kontingen Merah Putih, disebutkan bahwa Indonesia tetap mengedepankan merah putih dengan dominasi warna putih pada jaket yang dikeluarkan oleh Li-Ning. "Kali ini, ada penambahan aksen hitam di bagian pundak hingga sepanjang lengan dan kerah. Warna merah dan abu-abu berbentuk garis panjang terlihat di bagian pinggir kanan dan kiri jaket."
Bendera Merah Putih kecil tersemat di dada kanan. Sementara di dada kiri tersemat lambang Garuda dengan lima cincin Olimpiade di bawahnya dan dikitari lingkaran merah putih. "Munculnya Garuda sebagai bagian dari logo ini merupakan sesuatu yang baru. Sebelumnya, logo Indonesia identik dengan obor merah putih dan kuning berpadu dengan perisai talawang milik suku Dayak," demikian dituliskan media harian tersebut.
Kini, lambang Garuda --yang sebelumnya biasa terlihat pada seragam tim nasional sepak bola Indonesia-- dipilih untuk dikenakan oleh semua atlet dan ofisial Olimpide, dengan spirit "Garuda di Dadaku". Selain itu, Komite Olimpiade Internasional juga mewajibkan identitas tiap negara pada logo yang digunakan.
Bahan poliester masih diandalkan dengan pertimbangan tetap nyaman digunakan pada musim panas dan cocok juga untuk udara dingin sepanjang perhelatan Tokyo 2020.
Bagi para atlet serta ofisial dari masing-masing kontingen, jaket yang dikenakan di ajang multi-cabang ini bukan jaket biasa. Di pengujung artikel yang bertitel "Pelindung Para Kampiun" itu, dituliskan, "ini jaket untuk mereka semua yang tanpa medali pun tetap menjadi juara bagi tiap negaranya."