"Di sini harus siap capek mainnya. Harus lebih disiapkan tenaga dan staminanya. Tidak bisa lima sampai sepuluh pukulan langsung dapat poin," ujar Ana, dalam siaran pers Humas PP PBSI.
Lebih lanjut Ana menuturkan, keduanya sudah bermain dengan ritme yang tepat dengan menurunkan bola guna mendapatkan serangan balik. Pada gim pertama Ana/Tiwi diuntungkan dengan kondisi lapangan yang berangin hingga pasangan Indonesia ini mengunci kemenangan pada gim pertama dengan skor 21-16.
Namun, pada gim kedua kondisi justru bertolak belakang dengan gim pembuka. "Mereka justru mengambil alih serangan. Kita malah adu cepat padahal sisi lapangan sedang kalah angin dan mereka juga tekanannya cukup kuat. Jadi kita keteteran," kata atlet asal klub PB Djarum tersebut.
Setelah tertinggal 12-18 pada gim kedua, menurut Tiwi, keduanya mencoba menurunkan tempo permainan. "Kita tidak meladeni permainan mereka dan kita rapatkan pertahanan. Dan dari situ ternyata banyak dapat poin dan bisa membalikkan keadaan," ungkapnya.
"Saya dan Ana juga terus menyemangati satu sama lain. Belum poin 21 berarti belum berakhir, Jadi kita terus coba untuk mengejar," Tiwi, menambahkan.
Maiken Fruergaard/Sara Thygesen menjadi lawan Ana/Tiwi di babak 16 besar, Kamis (1/9). Ganda putri Denmark tersebut melaju ke babak selanjutnya setelah meraih kemenangan straight games 21-14, 21-13 atas wakil Ukraina, Mariia Stoliarenko/Yelyzaveta Zharka. "Untuk besok kita harus lebih konsisten lagi dengan pola main kita. Ketika kehilangan poin, jangan mengendur. Harus fokus lagi," demikian Tiwi.