(Japan Open) Jonatan Jejaki Final Super 750

Selebrasi Jonatan Christie (Indonesia).
Selebrasi Jonatan Christie (Indonesia). (Foto: PBSI)
Internasional ‐ Created by Bimo Tegar

Jakarta | Jonatan Christie akhirnya berhasil menjejakkan kaki ke babak final Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750 untuk pertama kalinya. Bertanding di Musashino Forest Sport Plaza, Tokyo, Sabtu (27/7), Jonatan menang dalam pertarungan dua game langsung atas tunggal putra senior Denmark, Jan O Jorgensen, dengan skor 21-14 dan 21-14.

Tampil sebagai pemain yang lebih muda, Jonatan mampu memanfaatkan kesempatan yang ada dengan sangat baik. Unggul dari segi stamina, fisik dan tenaga, Jonatan berhasil membuat Jan O Jorgensen tidak bisa berbuat banyak. “Jan O di tiga pertandingan sebelumnya selalu main rubber game saat melawan Lin Dan, Chou Tien Chen dan Rasmus Gemke. Jadi mungkin dia kelelahan, dan kesempatan ini saya manfaatkan dengan maksimal,” kata Jonatan Christie.

“Tadi habis tanding, Jan O bilang kalau saya kuat sekali, mungkin karena faktor usia juga, saya lebih muda dan perbedaan usia kita terpaut cukup jauh, ini salah satu keuntungan untuk saya di pertandingan ini,” sambungnya.

Berhasil mengantongi tiket final super 750 untuk pertama kalinya, Jonatan akan ditantang unggulan pertama, Kento Momota di partai puncak Japan Open 2019 BWF World Tour Super 750. Menghadapi wakil tuan rumah sekaligus tunggal putra nomor satu dunia, Jonatan memprediksi pertarungan besok (28/7), tidak akan berjalan dengan mudah.

“Besok ketemu Momota, pastinya kita tahu kalau dia salah satu pemain terbaik saat ini. Bisa dilihat dari rangking kalau dia pemain nomor satu dunia dan juara dunia juga. Saya rasa besok tidak akan mudah seperti sebelumnya, dan saya berharap bisa mengeluarkan kemampuan terbaik saya,” tuturnya.

Ini akan menjadi pertemuan keempat bagi Jonatan dan Momota. Dari tiga perjumpaan sebelumnya, Jonatan baru berhasil mencuri satu kemenangan dari Momota. Meski begitu, salah satu tunggal putra andalan Indonesia ini mengaku akan berusaha mengevaluasi dan memperbaiki penampilannya serta mencari tahu kelemahan dari Momota.

“Momota adalah pemain yang hampir mencapai sempurna bermainnya, tapi tiap pemain pasti punya kelemahan. Saya akan berusaha mencari kelemahan dia, lihat video pertandingan, sehingga saya sudah tahu besok akan menerapkan permainan seperti apa,” jelasnya.

“Kalau dibilang penampilan saya meningkat mungkin karena saya sekarang bermain lebih tenang, lebih sabar, tidak buru-buru mau mematikan lawan. Ini berdampak besar terhadap lawan-lawan saya. Sekarang saya bisa berubah untuk lebih sabar, kuat, tahan dan berani adu reli sama lawan,” pungkasnya.