Keberhasilan yang diraih pasangan ganda campuran Indonesia ini tak luput dari kecermatan dan ketelitian Praveen Jordan mengevaluasi pola permainan lawan melalui video pertandingan dari dua pertemuan sebelumnya. Pada dua perjumpaan terakhir, Praveen/Melati kalah dari pasangan duo Adcock. Hal itupun yang menjadi motivasi besar bagi Praveen untuk bisa membayar kekalahan.
"Saya mengevaluasi dua kekalahan sebelumnya di Malaysia dan Thailand. Seharusnya saat itu kami bisa menang di poin-poin kritis. Jadi sekarang kami mencoba main lepas. Saya menonton video pertandingan mereka dan memperhatikan hal-hal kecil yang ternyata penting dan terbukti berhasil," jelas Praveen.
Upaya pengamatan yang dilakukan Praveen terbukti berbuah manis. Bukan cuma itu, pebulutangkis besutan klub PB Djarum inipun tampil begitu siap dengan segala kondisi. Buktinya, konsentrasi dan konsistensi permainan Praveen tidak goyah sedikitpun meski diwarnai beberapa fault servis yang ditujukan kepada Melati.
"Memang tadi saya sedikit terganggu dengan keputusan hakim servis, padahal saya servisnya sudah rendah sekali. Tapi tadi Praveen banyak menyemangati saya, dia juga sering mengcover saya, dia tidak terpengaruh sedikitpun. Dia selalu bilang sama saya untuk tetap yakin kalau servis, seandainya servis saya kurang bagus pun, dia bilang akan siap menerima pengembalian lawan. Ini membuat saya yakin lagi," ungkap Melati.
Pada babak perempat final besok (14/9), Praveen/Melati akan berhadapan dengan pasangan peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016 lalu, Chan Peng Soon/Goh Liu Ying dari Malaysia. Peng/Goh mendapatkan tiket delapan besar usai mengalahkan pasangan India, Pranaav Jerry Chopra/Reddy N Sikki dengan skor 21-16 dan 21-16.
Praveen/Melati punya rekor manis ketika berjumpa ganda campuran Malaysia itu. Tercatat pasangan Indonesia unggul head to head 2-0 atas Peng/Goh. Artinya, ada bekal kepercayaan diri menatap pertandingan besok.